Skip to main content

Tanda-Tanda Cinta Kepada Allah

Berikut adalah tanda-tanda orang yang mencintai Allah. Siapa saja yang memilikinya, berarti ia benar-benar mencintai Allah. Jika tidak, maka bisa kita katakan cintanya adalah cinta palsu atau hanya sekedar pengakuan
.1. Senantiasa mendahulukan perkara yang Allah cintai atas selainnya
Orang yang mencintai Allah nampak dari prilaku dan tindakannya yang senantiasa mengedepankan apa pun yang dicintai oleh Allah dari kepentingan siapa pun dan urusan apa pun, dari keinginannya, hawa nafsunya, akal pikirannya, orang yang dicintainya dan lain sebagainya. Cintanya yang agung kepada Allah mewujud menjadi bentuk-bentuk pengorbanan yang menakjubkan. Kerelaan hati orang-orang yang jujur dalam cintanya kepada Allah tidak pernah kering dari amal-amal kebaikan yang bervisi akhirat dan maslahat. Tidak segan meninggalkan segala kepentingan, selain kepentingan yang dicintai oleh Allah azza wa jalla.
2. Mentauladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Ciri orang yang mencintai Allah selanjutnya adalah mentauladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena Allah telah memilih seorang utusan untuk diikuti jejak dan titahnya dan Allah ridho kepadanya. Bukti cinta kita kepada Allah harus diwujudkan dengan cara-cara yang sesuai dengan ajaran Rasulullah. Karena Allah hanya ridho jika kita mengikuti Rasulullah dalam beribadah kepadanya. Maka, jika ada seseorang yang mengaku cinta kepada Allah, namun perbuatannya tidak sesuai dengan contoh Rasulullah, pastilah cintanya itu tidak berbalas cinta dari Allah. Amati firman Allah berikut,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran [3]: 31)
3. Mencintai orang-orang yang mencintai Allah
Tidak akan sempurna cinta kita kepada Allah hingga kita juga mencintai orang-orang yang mencintai Allah dikalangan orang-orang yang beriman. Ciri orang yang mencintai Allah adalah membangun persaudaraan yang kokoh diatas cinta kepada Allah, saling menyayangi, mengayomi dan membantu antara orang-orang beriman yang mencintai Allah. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.” (QS. Al Maa`idah [5]: 54)
4. Keras terhadap orang-orang kafir
Jika kasih sayang dan rasa cinta kepada sesama orang beriman adalah ciri kecintaan kita kepada Allah, maka, begitu pun ciri cinta kepada Allah adalah membenci, keras, tegas dan berlepas diri dari orang-orang kafir. Maka tidak disebut orang benar-benar mencintai Allah, jika kita mencintai dan berloyalitas kepada orang-orang kafir. Karena mereka adalah musuh-musuh Allah. Allah membenci mereka, maka kita pun harus membenci mereka.
 أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ
“Bersikap keras terhadap orang-orang kafir.”
5. Berjihad di jalan Allah
Jihad adalah puncak tertinggi dari agama. Mengerahkan kemampuan dalam berperang melawan musuh Islam dengan tujuan meninggikan kalimat Allah ini adalah ciri cinta kepada Allah yang sangat besar. Sehingga Allah menjanjikan bagi orang-orang yang wafat dalam jihad surga yang akan mereka masuki tanpa hisab.
يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Yang berjihad di jalan Allah.”
6. Tidak takut celaan dalam berpegang teguh terhadap agama
Selanjutnya, sebagaimana yang Allah nyatakan dalam surat Al Maa`idah diatas, ciri orang yang mencintai Allah adalah tidak takut dengan celaan, cemoohan, cibiran dan hinaan orang-orang yang tidak suka kepadanya karena ia berpegang teguh terhadap agama dan ajaran Allah. Kekuatan cinta telah membuatnya kebal dengan semua itu. Seperti teladannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang juga mendapat kata-kata dan hinaan buruk dari orang-orang musyrik dahulu. Beliau disebut penyihir, orang gila dan pemecah belah. Namun semua hinaan itu tidak membuatnya menyurutkan langkah walaupun sedikit pun dalam berdakwah kepada Allah.
وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ
“Dan tidak takut kepada celaan orang yang mencela.”
Wallahu a’lam, wa shallallahu wa sallam ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.
(Disarikan dari buku “Al Irsyaad” karya Syaikhunaa Dr. Shaleh bin Fauzan al Fauzan (Anggota Hai`ah Kibar al Ulama, KSA)
Abu Khalid Resa Gunarsa – Subang, 13 September 2013

Comments

Popular posts from this blog

NABI IDRIS A.S

Idris ‘alaihissalam adalah salah satu di antara nabi-nabi Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dua kali dalam Alquran, namun tidak menceritakan kepada kita kisahnya atau kisah kaumnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ كَلٌّ مِّنَ الصَّابِرِينَ “Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Al Anbiya’: 85) وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا {56} وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا {57} “Dan ceritakanlah (wahai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Alquran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi.— Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam: 56-57) Menurut Al Hasan Al Bashri, maksud “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi,” adalah ke surga. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya ke langit yang keempat sebagaimana yan

Menemukan Sahabat Sejati Dalam Islam

Pepatah mengatakan "mencari satu orang teman lebih sulit daripada mencari 1000 orang musuh", bukankah memang benar adanya demikian, karena sudah tabiat manusia memiliki sifat individualis, egois dan is-is yang lainnya. Tapi jangan khawatir jika kita bisa mempraktekkan tips-tips berikut InsyaAlloh kita akan mempunya teman. Berikut Tips mencari sahabat sejati dalam pandangan islam:  Pertama,  Mencintai dan membenci karna Allah Subhanahu wa ta'ala. Dalam Islam, persahabatan bukan untuk meraih manfaat atau simbol status sosial. Tapi untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Rasul saw bersabda: “ 7 Golongan yang akan dinaungi oleh Allah dihari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Nya, salah satunya: Dua Orang yang mencintai karena Allah dan membenci karena Allah " (HR Bukhari-Muslim) Kedua,  saling menghormati dan menghargai. Jalinan persahabatan nggak selalu mulus. Terkadang ada perbedaan pendapat atau perbuatan yang menyinggung. S

Ali bin Abi Thalib r.a Biografi

Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang terkemuka di kalangan umat Islam sekaligus sepupu Nabi Muhammad yang menjadi khalifah (khulafaur rosyidin) setelah kekhalifhan Utsman bin Affan. Ali adalah sosok yang cerdas dan tampan. Ali lahir pada tahun kedua puluh sebelum kenabian, tumbuh berkembang dalam didikan rumah tangga kenabian, dialah orang pertama yang masuk Islam dari golongan anak kecil. Sejak kecil Ali telah berada dalam didikan Rasulullah SAW, sebagaimana dikatakannya sendiri: "Nabi membesarkan aku dengan suapannya sendiri. Aku menyertai beliau kemanapun beliau pergi, seperti anak unta yang mengikuti induknya. Tiap hari aku dapatkan suatu hal baru dari karakternya yang mulia dan aku menerima serta mengikutinya sebagai suatu perintah". Kelahiran Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi a