Skip to main content

Rasullah dalam sebuah Qisas (pembalasan)

Dalam satu kesempatan usai shalat berjamaah di masjid, Rasulullah yang baru sembuh dari sakit berdiri di depan jamaahnya dan berkata, “Duhai sahabat, kalian tahu umurku tak akan lagi panjang, Siapakah di antara kalian yang pernah merasa teraniaya oleh si lemah in i(nabi)? bangkitlah sekarang untuk mengambil qisas (pembalasan), jangan kau tunggu hingga kiamat menjelang, karena sekarang itu lebih baik”. Semua yang hadir terdiam, semua mata menatap lekat Nabi yang terlihat lemah. Tak akan pernah ada dalam benak mereka perilaku Nabi yang terlihat janggal. Apapun yang dilakukan Nabi, selalu saja indah. Segala hal yang diperintahkannya, selalu membuihkan bening saripati cinta. Tak akan rela sampai kapanpun, ada yang menyentuhnya meski hanya secuil jari kaki. Apapun akan digadaikan untuk membela Al-Musthafa (nabi)
Melihat semua terdiam, Nabi mengulangi lagi ucapannya, kali ini suaranya terdengar lebih keras. Masih saja para sahabat duduk tenang. Hingga ucapan yang ketiga kali, seorang laki-laki berdiri menuju Nabi. Dialah ‘Ukasyah Ibnu Muhsin. “Ya Rasul Allah, dulu aku pernah bersamamu di perang Badar. Untaku dan untamu berdampingan, dan aku pun menghampirimu agar dapat menciummu, duhai kekasih Allah, saat itu engkau melecutkan cambuk kepada untamu agar dapat berjalan lebih cepat, namun sesungguhnya engkau memukul lambung samping ku” ucap ‘Ukasyah.
Mendengar ini Nabi pun menyuruh Bilal mengambil cambuk di rumah putrinya, Fatimah. Tampak keengganan menggelayuti Bilal, langkahnya terayun begitu berat, ingin sekali ia menolak perintah tersebut. Ia tidak ingin cambuk yang dibawanya itu melecut tubuh Nabi yang baru saja sembuh.
Abu Bakar dan Umar bin Khattab maju ke depan dan berkata kepada Ukasyah, “Deralah kami sesukamu, pilihlah bagian mana saja yang kau inginkan. Jangan sekali-kali kau pukul Rasul…” Namun Rasulullah meminta keduanya duduk kembali dan membiarkan Ukasyah melanjutkan. Begitu pun ketika Ali bin Abi Thalib berdiri dan mengajukan dirinya untuk dikisas menggantikan baginda Nabi.
Ketika Rasulullah membuka gamisnya, maka terlihatlah tubuh indah nan mulia milik lelaki pilihan itu. Saat itulah Ukasyah membuang cambuk di tangannya dan melompat memeluk tubuh mulia itu. “Siapakah yang sampai hati mengkisas manusia indah sepertimu. Aku hanya berharap tubuhku melekat dengan tubuhmu hingga Allah dengan keistimewaan ini menjagaku dari sentuhan api neraka”. Dengan tersenyum, Nabi berkata: “Ketahuilah duhai manusia, siapa yang ingin melihat penduduk surga, maka lihatlah pribadi lelaki ini”. Ukasyah langsung tersungkur dan bersujud memuji Allah…
Point penting
Begitulah keutamaan akhlak Nabi saw. Makanya sebagai ummatnya kita di anjurkan untuk sering-sering melantunkan shalawat kepada Baginda Nabi saw.
Allah swt Berfirman
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya!” (al-Ahzab: 56)
Juga Hadist berikut
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah bershalawat kepadanya 10 shalawat, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan diangkat untuknya 10 derajat.” (HR. an-Nasa’i, 3/50 dan disahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani)
Ada beberapa ulama dan ustadz yang menganjurkan banyak membaca shalawat untuk hajat mereka. Seperti menginginkan anaknya hafidz Qur'an, atau bahkan bagi yang menginginkan materi. Bagi yang ingin anaknya hafidz Qur'an misalnya, maka bacalah shalawat sambil usap kepala anak anda. Atau bagi yang menginginkan mobil misalnya, sentuh mobil impian anda sambil membaca shalawat, Insya Allah mobil tersebut akan anda miliki saatnya nanti. Wallaahu A'lam
Hadist
“Setiap doa terhijab (tertutup) hingga bershalawat kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam.” (HR. ad-Dailami dan dihasankan oleh asy-Syaikh al-Albani)

Comments

Popular posts from this blog

NABI IDRIS A.S

Idris ‘alaihissalam adalah salah satu di antara nabi-nabi Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dua kali dalam Alquran, namun tidak menceritakan kepada kita kisahnya atau kisah kaumnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ كَلٌّ مِّنَ الصَّابِرِينَ “Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Al Anbiya’: 85) وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا {56} وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا {57} “Dan ceritakanlah (wahai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Alquran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi.— Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam: 56-57) Menurut Al Hasan Al Bashri, maksud “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi,” adalah ke surga. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya ke langit yang keempat sebagaimana yan

Menemukan Sahabat Sejati Dalam Islam

Pepatah mengatakan "mencari satu orang teman lebih sulit daripada mencari 1000 orang musuh", bukankah memang benar adanya demikian, karena sudah tabiat manusia memiliki sifat individualis, egois dan is-is yang lainnya. Tapi jangan khawatir jika kita bisa mempraktekkan tips-tips berikut InsyaAlloh kita akan mempunya teman. Berikut Tips mencari sahabat sejati dalam pandangan islam:  Pertama,  Mencintai dan membenci karna Allah Subhanahu wa ta'ala. Dalam Islam, persahabatan bukan untuk meraih manfaat atau simbol status sosial. Tapi untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Rasul saw bersabda: “ 7 Golongan yang akan dinaungi oleh Allah dihari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Nya, salah satunya: Dua Orang yang mencintai karena Allah dan membenci karena Allah " (HR Bukhari-Muslim) Kedua,  saling menghormati dan menghargai. Jalinan persahabatan nggak selalu mulus. Terkadang ada perbedaan pendapat atau perbuatan yang menyinggung. S

Ali bin Abi Thalib r.a Biografi

Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang terkemuka di kalangan umat Islam sekaligus sepupu Nabi Muhammad yang menjadi khalifah (khulafaur rosyidin) setelah kekhalifhan Utsman bin Affan. Ali adalah sosok yang cerdas dan tampan. Ali lahir pada tahun kedua puluh sebelum kenabian, tumbuh berkembang dalam didikan rumah tangga kenabian, dialah orang pertama yang masuk Islam dari golongan anak kecil. Sejak kecil Ali telah berada dalam didikan Rasulullah SAW, sebagaimana dikatakannya sendiri: "Nabi membesarkan aku dengan suapannya sendiri. Aku menyertai beliau kemanapun beliau pergi, seperti anak unta yang mengikuti induknya. Tiap hari aku dapatkan suatu hal baru dari karakternya yang mulia dan aku menerima serta mengikutinya sebagai suatu perintah". Kelahiran Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi a