Skip to main content

Ketika Cinta Itu Dari Sahabat

Bukan Rahasia lagi, jika aku dan Andi adalah sahabat sejati. Semenjak aku duduk di kelas satu sekolah menengah Atas, ia mengalir saja menjadi sahabat. Awalnya aku tak bisa menyangka bahwa ia akan begitu akrab denganku. Ia seorang laki-laki dan aku perempuan, harusnya sebenarnya menjadi pasangan kata orang-orang, tapi nyatanya memang hanya sahabat.
Jujur tak ada yang kusesali ia hanya sebagai sahabat. Aku nyaman ketika berada didekatnya. Jika ia sudah didekatku, maka aku tak akan pernah menyadari bahwa hari akan berakhir. Ia terus membuatku tersenyum setiap saat. Ada-ada saja tingkahnya yang aneh, serta cerita-ceritanya yang asik yang ia sampaikan dengan nada bicaranya yang hebat. Aku selalu berpikir, ia adalah pencerita kisah yang terhebat didunia ini.
Tapi sayangnya ada yang tak kusangka terjadi akhir-akhir ini. Ia sudah terlihat seperti yang ku kenal. Ia lebih menutup diri dan menghindariku. Aku merasa sangat sedih, dan lebih parahnya lagi ia tak peduli dengan yang kurasakan. Ia seakan lenyap ditelan ikan paus dilaut lepas. Tak ada kabar. Tak ada kisah. Ia menghilang.
Terakhir saat ku bertemu dengannya yaitu ia berkata
"Aku mungkin ke Jogya  Rin.."
Hanya Itu. dan Setelahnya tak ada pesan darinya.
Jogya dan Mataram tak amatlah jauh, masih dalam wilayah yang sama di Indonesia. Hanya perlu melintasi sedikit daratan dan menyebrangi laut. Tak perlu Visa atau izin untuk datang. Cukup tiket pesawat dan barang bawaan untuk pulang. Atau Lebih efisien mamfaatkan saja fasilitas komunikasi serba canggih saat ini. Handphone, BB, Facebook, Twitter atau apalah bisa ia gunakan untuk mengabariku disini yang merasa kehilangan enam bulan ini.
"hmmmm...."
Aku teramat merindukannya. Hanya dia yang mampu menghilangkan kebosananku, serta kepenatan akan tugas kuliahku setiap saat. Ia selalu berkata
"Gampang kalau tugas gitu aja, tanya aja mbah gue, si google"Hiburnya sambil memperlihatkan senyum khasnya.
"Ya, google. kata orang apapun bisa dicari digoogle Tapi bagaimana denganmu Ndi, apakah mbah google juga bisa mencari dimana dirimu?"Pikirku putus asa
xxxx
Hari ini Tugas dari Dosen Killer mesti dikumpulin. Aku bingung mesti gimana, karena jujur, aku belum mengerjakannya sedikitpun. Mbah google yang dipercaya si Andi gak bisa aku andalkan kali ini. Informasinya ternyata belum dijabarkan oleh si Mbah. 
"Nah sekarang Ndi, Mbahmu nggak bisa bantu aku"Gumamku bingung karena lima belas menit lagi kelas akan mulai
"Aduh gimana ni, apa mesti aku bolos aja"bingungku merunduk mondar mandir ditaman mencari jalan terbaik.
"Oh Andi, kamu dimana...?"Tanyaku dan.
"Brakkkkkkkkk"
aku menabrak seseorang
"Maaf mas, maaf..." Dan
laki-laki berpakaian koko serba putih tersenyum padaku. Wajahnya berseri dengan sedikit janggut serta pandangan mata berseri. Aku teramat mengenalinya, dia adalah...
"Andi.."sebutku tak percaya dengan sosok yang berbeda. Ia berpenampilan agamis sangat berbeda dengan  dengan orang yang enam bulan lalu yang ku kenali.
"Asalamu'alaikum?"Salamnya dengan suara lembut dan ini pertama kalinya aku mendengarnya mengeluarkan perkataan lembut
"............"
"Kenapa tak menjawab salamku, Rin.."
"Oh, ya,.. Wa'alaikum salam Ndi, ini kamu Andi..?"Tanyaku tak percaya
"hm..."Senyumnya indah, dan Aku merasakan sesuatu yang berbeda dengannya. Jantungku berdegub tak menentu. Dan Aliran darahku terasa amat deras.
"Ya, Rin, maaf tidak pernah mengabari, Selama berbulan-bulan ini saya  masuk pesantren di Jogya. Aku disana serius menimba Ilmu agama"Jelasnya tenang dan berseri.
"Pesantren.. "Ucapku tak percaya
"Begitulah,  maaf saya harus pergi. Asalamu'alaikum"pamitnya kemudian melangkah pergi
"Oh tidak, aku tak akan membiarkannya pergi. Aku harus mengejarnya."pikirku tak tenang berlari
"Andi..Ndi... Tunggu..Tunggu. !!!!."Teriakku tergopoh-gopoh lalu menarik tangannya mencegah ia untuk pergi
"Astagfhirullah. Rini..."Kejutnya melepaskan Tanganku dan memandangiku penuh amarah
"Ada apa Ndi. Ada apa...?"Tanyaku tak mengerti
"Kamu bukan muhrimku. Kamu tak boleh bersentuhan denganku"Marahnya keras
"Bukan muhrim, Apaan tu..?"Tanyaku sinis,
"Muhrim adalah orang yang halal bersentuhan denganku. Seperti misalkan adik, ibu, ayah, ataupun sesama jenis denganku yaitu laki-laki. Kamu ini perempuan, kamu bukan dari jenisku, bukan saudara, adik, atau ibuku. Jadi, hukumnya haram jika kau menyentuhku"Jelasnya marah
"Apa maksudmu berkata  seperti itu, Kita kan sahabat dari dulu, kita saling mengenal dan sangat akrab. Bahkan mungkin hubungan kita bisa lebih dari saudara. Kenapa aku harus haram untuk menyentuhmu"Protesku
"Ya itu dulu, disaat aku belum menjadi seorang muslim seutuhnya. Aku meminta maaf, aku yang dulu bukanlah aku yang sekarang. Dan pada intinya kita harus menjaga jarak"Jelasnya meyakitkan
"Andi ada apa denganmu, aku jadi makin tak mengerti, semuanya. Mengapa kau berubah. Mengapa seakan kau jijik padaku. Dimana Andiku yang dulu, dimana sahabat sejatiku. Dimana ia orang yang selalu menyayangiku"marahku menangis
"Maaf Rin, maafkan aku, aku sudah katakan bahwa aku sudah berubah. Andi yang kau kenal dulu, sebagai anak band, tukang ngibul, urakan, tak jelas hidupnya. Dia sudah berubah. Dia sudah lelah dengan kehidupan seperti itu. Dia kini ingin menjadi lebih baik, itu saja"jelasnya lembut
"Apa yang membuatmu berubah ndi, apa itu?, untuk apa kau berubah?"Tanyaku kecewa
"Aku berubah hanya mengikuti jalanku Rin, dan kurasa inilah yang terbaik?"jelasnya tenang
"Ndi..!!"Sebutku sedih. Aku merasa bahwa aku kehilangan sesuatu yang teramat berharga.
"Rin, boleh minta sesuatu?"Tanyanya lembut
"Apa itu?"Tanyaku kembali putus asa
"Tutuplah Auratmu. kau muslimah, tak sepantasnya sekujur tubuhmu dinikmati keindahannya oleh orang yang tak halal bagimu"Jelasnya lembut
"Menutup Aurat, kau gila, kau pikir aku ini ustadzah, atau gadis-gadis kampung yang pakai kerudung"marahku tak menerima
"Tidak seperti itu Rin, kau bukan gadis kampung, aku juga tak memaksamu menjadi ustadzah untuk menutup aurat, aku hanya ingin kau terlindungi dan aman dari fitnah serta gangguan laki-laki yang tak baik"
"Oh begitu, tak usah kau pedulikan aku, bukankah tadi kau bilang, kita harus menjaga jarak, baiklah, itu bagus, dan suatu saat nanti aku yakin, kau akan kembali menjadi Andiku"Ancamku meninggalkannya.

xxxx
Terik matahari menyambangiku. Keringatku bercucuran ditengah cuaca panas mataram yang menyengat. Aku sangat benci suasana ini. Siang membara dijalanan aspal yang menguap menunggu kendaraan terhenti dengan lampu merah.
"huh... Panas"kesalku melihat keadaan lampu lalu lintas yang belum berubah warna menjadi merah
"hai cewek manis..!!"Rayu seorang laki-laki bertubuh gelap nan pendek dari dalam mobil dan aku sangat tidak suka
"Mau apa, pergi sana!!"Usirku judes
"Waduh, Cewek seksi, kok galak amat, ikut abang yuk"
"Gila aja, kamu pikir aku apaan hah!!!"
"Sok Jual mahal, aku tahu kamu butuh duit kan, makanya nongkrong dilampu merah gini"
"Eh jaga mulut lho, Aku lagi nunggu lampu merah, mau yebrang"kesalku menunjuknya
"Waduh seram amat, Cewek cantik kok marah terus"Rayunya dan kini ia berusaha menggenggam tanganku
"Hei!!!!"Kesalku dan ia masih mau meraih telapak tanganku
"Jual mahal amat sih.."Rayunya dan memaksa mengenggam tanganku
"Hei!!!,,, lepasin...lepasin"Teriakku berusaha melepaskan tanganku
"Lepasin tangannya!!!"Bentak seseorang dan ia melepaskan tanganku
"Anda jangan macam-macam, saya akan hubungi polisi sekarang"Ancamnya dan lelaki pendek tersebut ciut nyalinya
"Ayo, dek, ikut aku"Ajaknya menggandeng tanganku.
xxxx
 Aku tak menyangka orang yang menolongku tersebut adalah seorang gadis yang mengenakan jilbab. Ia nampak soleha dan Anggun. Tapi aku tak menyangka dibalik itu ia adalah orang yang bisa ditakuti oleh seorang laki-laki yang aku pikir tentunya tak pantas menjadi lawannya.
"Terimakasih ya mbak, atas pertolongannya tadi"Ucapku
"Sama-sama dik, kenalkan Saya Zahra"Jelasnya lembut
"Oh.. ya, saya Rini Aziza, Saya kuliah difakultas hukum semester lima, saya tinggal dekat-dekat sini"Jelasku
"Rumah keluarga, atau kost?"
"Rumah keluarga"Jawabku singkat
"Alhamdulillah, dik, itu bagus, dan Aman, Tapi alangkah lebih aman lagi, jika adik menutup Aurat"
"Menutup Aurat"Sebutku mengingat kata andi
"Ya, itu lebih baik, karena dijelaskan dalam surat Al-Ahzab Ayat 59 yang artinya
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang."nasehatnya tenang
"Ayat tersebut telah dijelaskan Allah SWT secara detailnya bahwa fungsi sebuat penutup aurat yaitu Jilbab yaitu agar wanita itu lebih mudah untuk dikenal, karena dengan hal tersebut mereka tidak mudah diganggu"
Lanjutnya lembut
"Tapi, bagaimana ya, jilbab itu gerah"protesku
"Memang Awalnya begitu, namun dengan niat kesungguhan dari Allah SWT, InsyaAllah kegerahan tersebut tak ada artinya dibandingkan dengan mamfaatnya nanti"
"Ya, tapi bagaimana nanti, entar aku dipikir sok alim, sok soleha lah, sok ini lah sok itulah"protesku
"Dek, dengerin mbak, Adik mau ndak masuk surga"Nasehatnya menatapku tajam
"Surga...tentu aku mau"Jawabku
"Seorang muslimah jika ingin, meraih surga,maka ia harus menutup Auratnya"jelasya memandangiku serius
"Itu, seseorang juga berkata begitu padaku,... menutup aurat, tapi.."Ungkapku ragu
"Tapi apa dek, tidak ada kata tapi, jika kau muslimah, jika itu kewajibanmu. Jangan berkata bahwa engkau meragukan akhlak orang yang mengenakan jilbab. Dengarkan mbak dek, Jilbab kain penutup aurat, bukan penutup akhlak yang kurang baik. Tidak mesti kau harus menjadi ustadzah, atau sosok alim muslimah lainnya agar engkau berjilbab"
"Mbak aku,..."Raguku menatapnya
"Jangan ragu dek, mulailah.."Yakinkannya
"Baiklah aku akan coba"Jawabku mencoba yakin
"Alhamdulillah, Alhamdulillah, Oh ya dek, besok ada pengajian, di mushola kampus, ikut ya, besok mbak tunggu"
"Mushola kampus, mbak anak hukum juga"Tanyaku ingin tahu
"Ya, Saya semester atas, InsyaAllah sebentar lagi berakhir"
"Ya, mbak, aku usahain"Jawabku tersenyum
"Baiklah dik, kakak pamit, kita berpisah disini, Asalamu'alaikum"Salamnya tersenyum kearah jalan lain
"Wa'alaikumsalam mbak"Jawabku melanjutkan langkah

xxxx
Langit siang ini teramat cerah. Matahari teramat meninggi, dan menciptakan suhunya yang teramat panas dan menyiksa. Dan tak sampai disitu pakaianku sudah tidak biasa lagi. Aku mengenakan pakaian lebar menjulur keseluruh tubuh dengan kerudung besar yang amat membuatku amat gerah. Tapi walau begitu tak kusangka sudah seminggu ini aku telah mengenakannya. 
Atas saran mbak zahra, sehabis dari mushola minggu lalu. Ia menganjurkanku mengenakan pakaian yang ia sarankan sebagai pakaian Syar'i. Pakaian gamis yang lebar dengan Kerudung hingga pinggang dilengkapi dengan kaos kaki serta sedikit manset hitam ditangan yang ia  petuahkan membuat Auratku tertutup rapi. Tak ada yang nampak kecuali telapak tangan dan wajahku.
Dan sekarang, aku harus jujur dengan apa yang kurasakan. Ada dua sisi dari pengalaman baruku ini. Yang pertama aku merasa tenang, nyaman, serta pikiran lebih jernih. Aku akui merasa lebih legowo, tak beremosi dan bisa mengerjakan tugas-tugas kuliah yang dulu membuatku pusing tujuh keliling. Tapi ya jujur juga, disisi lain, rasa gerah mengenakan pakaian ini masih tetap ada hingga saat ini.
Ya, ini mungkin masalah kebiasaan. Mungkin suatu saat nanti ada waktunya aku tak mempermaslahkannya lagi. Aku harus mengambil contoh dari Mbak zahra yang terlihat tenang-tenang saja saat berjilbab. Ia tak pernah terlihat gerah atau kepanasan. Dan Aku yakin lambat laun aku juga seperti dia. Hanya tunggu saatnya
"Asalamu'alaikum, Rin"Sapa seseorang dan itu tak lain mbak Zahra
"Wa'laikumsalam mbak"Jawabku lembut
"Bagaimana dik, Tenangkan rasanya menggunakan Jilbab?"Tanyanya lembut
"Alhamdulillah mbak"Jawabku tersenyum
"Alhamdulillah dik, oh ya dik, Kemarin ada seorang ikhwan yang ingin menyampaikan niatnya ingin mengkhitbah adik"
"Khitbah.."Sebutku asing dengan perkataan tersebut
"Maksudnya melamar adik, menjadi istri"
"Melamar, ah.. gak salah mbak, aku belum mau menikah mbak, aku masih muda, aku mau menikmati masa mudaku"tolakku langsung
"Ya, adik memang masih muda, tapi justru karena adik masih mudah, menikah akan lebih baik untuk menjagamu dari fitnah, apa lagi  adik telah berhijab"Jelasnya lembut
"Tapi mbak, bagaimana mungkin, Kuliah pun aku belum selesai"
"Ya, mbak tahu, tapi menikah juga bisa kuliah kan, dan tidak ada salahnya jika adik mempertimbangkan dulu niat baik ikhwan tersebut. Apalagi adik, teramat mengenal baik ikhwan ini"
"Maksud mbak...?"Tanyaku penasaran
"Ikhwan tersebut, ialah seorang laki-laki yang dulu pernah menjadi sahabat baik adik"Jelasnya dan Pikiranku mengarah ke seorang laki-laki yang tak lain ialah Andi.
"Andi, maksud mbak?Tanyaku langsung
"Iya dik, Sebenarnya ada yang mbak sembunyikan selama ini. Jujur mbak teramat prihatin dengan pergaulan zaman sekarang, apalagi itu menyangkut pergalaulan bukan muhrim. Mbak sudah tahu, jika Rini dan Andi adalah sahabat baik, Namun amat teramat menyayangkan pergaulan kalian tak baik bagi hukum islam. Kalian bukan muhrim dan selalu bersama. Dan itu pasti akan menimbulkan banyak mudharat. Hingga suatu hari mbak meminta bantuan Adik laki-laki mbak untuk berkenalan dengan Andi. Ternyata diluar dugaan Andi mau dibimbing oleh Adik mbak. Kata Adik mbak, ia adalah orang yang putus asa, dan tidak tau mau berjalan kearah mana, hingga akhirnya adik mbak membawanya ke jogya belajar ilmu Agama"
"Oh begitu, Jadi mbak Zahra, yang merencanakan semua yang terjadi pada Andi selama ini, pantas saja aku tak percaya ia bisa berubah begitu saja. Dan jangan-jangan yang terjadi denganku sekarang, adalah rencana mbak"Ungkapku kasar
"Dik, bukan itu maksud kakak, Kalau perubahan terhadap Andi, itu diluar dugaan mbak, begitu juga dengan adik. Dengarkan mbak dik, Allah tak akan memberikan petunjuk kebenaran kepada hambanya jika Allah tak menghendakinya. Engkau dan Andi yang telah menempuh jalur islam yang sesungguhnya ini,  merupakan kehendak Allah dan anugerah buat mbak"Jelasnya menatapku tajam
"Tak ada niat mbak, untuk mengatur jalan hidup seseorang, semuanya kehendak Allah semata. Andi berubah juga karena dirimu. Ia berkata pada adik mbak bahwa ia tak sanggup bersamamu setiap saat. Ia mengakui ketika bersamamu ada niat-niat yang diluar dugaannya yang selalu terpikir olehnya ditambah lagi ia merasakan cinta terhadapmu. Ia berkata ketika  ia denganmu  ia ingin memelukmu, mencium dan sebagainya. Namun ia berusaha menahan sebisanya hingga suatu saat ia berkata ia putus asa atas hawa nafsu yang tak bisa  ia dikendalikan. Dan Alhamdulillah Adik mbak datang diwaktu yang tepat, ia menunjukan jalan islam yang sebenarnya hingga ia menjadi lebih baik seperti sekarang ini"
"Andi seperti itu..."Ungkapku tak percaya
"Andi hanya laki-laki biasa. Ia mempunyai hawa nafsu didalam dirinya. Ditambah lagi engkau berparas menarik dan belum mengenakan pakaian menutup aurat, tentu membuatnya memandangmu seperti sewajarnya lelaki kepada wanita"
"Mbak aku.."Ungkapku ragu
"Mbak tahu, pasti ini keputusan berat untukmu. Sholatlah, memohon petunjuk. Dan Bacalah Surat darinya ini"Serahkannya sebuah Amplop putih
"Iya aku mengerti mbak"Jawabku menerima
"Baiklah kalau begitu, mbak pamit dulu. Asalamu'alaikum dik"
"Wa'laikumsalam mbak"Jawabku dan wanita anggun itu pergi.

xxxx
Hatiku terasa tenang dan jiwaku terasa damai setelah sholat Zuhur kulaksanakan di mushola kampus saat ini.
Aku merasa bahwa aku sekarang memiliki sedikit keberanian membuka Amplop putih yang diberikan mbak zahra setelah tiga puluh menit lalu. Dengan napas tenang serta jiwa yang sedikit nyaman ku buka kertas putih berisi tulisan-tulisan sahabat sejatiku tersebut.

Asalamu'alaikum Rini.

Sebelumnya aku meminta maaf padamu, karena meninggalkanmu begitu saja tanpa alasan yang jelas cukup lama. Aku merasa itulah yang terbaik saat itu, karena aku sudah tak sanggup jika terus bersama denganmu dimanapun dan kapanpun.

Rin. Tak ada niat untuk menyakitimu saat itu. Aku hanya merasakan hanya ada sesuatu yang aneh dimulai tiga tahun lalu saat aku selalu bersamamu. Aku awalnya tak menggubris semua yang kurasakan tapi lambat laun aku semakin menjadi-jadi dan tak mengerti bagaimana harus menghadapinya.

Aku hanya manusia biasa Rin. Dan aku hanya laki-laki biasa. Parasmu amat menarik serta rupawan. Lelaki mana yang tak suka bersamamu terlebih lagi aku. Aku menyadari bahwa selama ini ada niat-niat yang entah dari mana yang ingin kulakukan terhadap dirimu. Entah ingin memelukmu, menciummu, ataupun yang lainnya yang selalu kutahan sebisaku saat ku bersamamu.

Tapi lambat laun aku tersiksa Rin. Aku laki-laki. Terlebih lagi aku mencintaimu. Aku juga tidak mau menyakitimu. Dan Akhirnya Allah memberikan jalan terbaik yaitu menguatkan imanku disaat yang tepat. Aku memutuskan ke Jogya bersama adik mbak zahra belajar memperbaiki diri.

Akhirnya aku mengerti bahwa aku teramat salah selama ini. Aku mengerti mengapa aku merasakan itu terhadap dirimu. Aku merasakan hal-hal seperti itu, karena syaitan diantara kita. Yah Syaitan. Ia terus membisikan rayuan-rayuan saat aku dan dirimu hanya berdua. 
Ini sangat sesuai dengan sabda Nabi

“Janganlah seorang lelaki dan seorang wanita berdua-duaan bersama karena Syaitan akan hadir sebagai orang ketiga.” (Hadis Riwayat Ahmad, al-Musnad, 1/18)

Itulah yang terjadi denganku Rin. Setan terus menggoda dan merayuku melakukan hal negatif tersebut ketika bersamam
u. Tapi Alhamdulillah semuanya berlalu.
 
Rin. mungkin mbak Zahra telah menyampaikan maksud dan tujuanku yaitu ingin menikahimu. Dan aku sangat serius dengan hal itu. Alasan hanya sederhana, karena Aku tahu engkau tak sanggup jika  aku tak disampingmu. Aku tahu Rin, sedari dulu engkau teramat mengandalkanku dalam segala hal. Dan aku tahu engkau sangat senang bersamaku.
"Dimana Ada Rini pasti ada Andi" Ucapmu selalu

Selain itu, aku tak menyangka juga, mbak Zahra bisa memberimu kebaikan dengan menunjukan jalan dalam berjilbab. Dan itu tak memungkiri lagi kekhawatiran dalam diriku untuk segera mempersuntingmu sebagai seorang isteri.
 
Rin. Mungkin ini bagimi hal yang tak mungkin, apalagi kita masih ada dalam keadaan kuliah. Tapi tak ada yang tak mungkin bagi Allah. Niat ini baik Rin. Niat menjalankan setengah sunah nabi serta ingin terus bersamamu hingga akhirat nanti disurga.
Rin kau mau kan bersamaku disurga?
Kamu mau kan bukan hanya sekedar sahabat sejati melainkan pasanganmu disana?
Pikirkanlah Rin
Berikan jawaban Rin
Aku menunggunya dari mbak Zahra esok


Wassalam
Pasanganmu InsyAlloh disurga."


xxxxx 
Langit siang ini tampak seperti biasanya. Tampak matahari yang menyengat seperti hari-hari sebelum-belumnya. Tapi ada yang berubah dengan yang kurasakan. Aku merasakan kegerahan yang biasa kukeluhkan tak kurasakan hari ini. Aku sepertinya mulai merasa nyaman dengan pakaian yang kukenakan sekarang ini.
Aku tak mengerti mengapa gerah tersebut tak terasa lagi. Yang hanya kutahu, yaitu setelah menitikan air mata membaca surat sahabat sejatiku, aku merasakan kedamaian dihatiku. Aku merasakan kesejukan saat ia mengunkapkan isi hatinya tentang dirinya terhadapku. Dan sekarang aku akan memberi jawaban sederhanaku padanya.
"Asalamu'alaikum dik"Salam seseorang dan itu orang yang kutunggu mbak Zahra
"Wa'alaikumsalam mbak"Jawabku singkat
"Oh ya dik, sebelum menjawab pertanyaan sahabatmu, ada yang ingin bertemu dengan adik"
"Siapa mbak?Tanyaku langsung
"Ini Dia.."Sebut mbak Zahra menunjukan dua orang laki-laki. Seorang laki-laki tersebut adalah Andi, seorang lagi, aku pikir adinya mbak Zahra
"Asalamu'alaikum..."Salam mereka serentak
"Wa'alaikumsalam.."Jawabku dan mbak Zahra
"Mereka berdua sengaja kemari. yaitu adik mbak, Raihan dan Andi. Sepertinya ada yang tidak sabar mendengar jawabanmu dik, hingga ia merayu adik mbak untuk menemaninya kemari"Jelas mbak Zahra tersenyum
"hm.. mbak bisa saja"Jawab Andi merunduk tersipu malu
"Baiklah, tidak usah diperpanjang urusannya mbak, mari mendengarkan jawaban Rini, atas Khitbah dari Andi"Jelas Raihan dan aku memandangi mbak Zahra yang seketika mengangguk padaku.
"Baiklah, Sahabatku. Terimakasih atas semuanya. Aku hanya ingin menyampaikan hal sederhana, yaitu sebuah ucapan. "Dimana ada Rini pasti ada Andi". Itulah jawabanku"Jelasku tenang
"Maksudnya kau menerima pinanganku Rin"Tanyanya berbinar
"hm.."Jawabku mengangguk lalu merunduk
"Alhamdulillah ya Allah, Alhamdulilah"Syukurnya lalu sujud syukur seketika.

Comments

Popular posts from this blog

NABI IDRIS A.S

Idris ‘alaihissalam adalah salah satu di antara nabi-nabi Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dua kali dalam Alquran, namun tidak menceritakan kepada kita kisahnya atau kisah kaumnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ كَلٌّ مِّنَ الصَّابِرِينَ “Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Al Anbiya’: 85) وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا {56} وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا {57} “Dan ceritakanlah (wahai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Alquran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi.— Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam: 56-57) Menurut Al Hasan Al Bashri, maksud “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi,” adalah ke surga. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya ke langit yang keempat sebagaimana yan

Menemukan Sahabat Sejati Dalam Islam

Pepatah mengatakan "mencari satu orang teman lebih sulit daripada mencari 1000 orang musuh", bukankah memang benar adanya demikian, karena sudah tabiat manusia memiliki sifat individualis, egois dan is-is yang lainnya. Tapi jangan khawatir jika kita bisa mempraktekkan tips-tips berikut InsyaAlloh kita akan mempunya teman. Berikut Tips mencari sahabat sejati dalam pandangan islam:  Pertama,  Mencintai dan membenci karna Allah Subhanahu wa ta'ala. Dalam Islam, persahabatan bukan untuk meraih manfaat atau simbol status sosial. Tapi untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Rasul saw bersabda: “ 7 Golongan yang akan dinaungi oleh Allah dihari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Nya, salah satunya: Dua Orang yang mencintai karena Allah dan membenci karena Allah " (HR Bukhari-Muslim) Kedua,  saling menghormati dan menghargai. Jalinan persahabatan nggak selalu mulus. Terkadang ada perbedaan pendapat atau perbuatan yang menyinggung. S

Ali bin Abi Thalib r.a Biografi

Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang terkemuka di kalangan umat Islam sekaligus sepupu Nabi Muhammad yang menjadi khalifah (khulafaur rosyidin) setelah kekhalifhan Utsman bin Affan. Ali adalah sosok yang cerdas dan tampan. Ali lahir pada tahun kedua puluh sebelum kenabian, tumbuh berkembang dalam didikan rumah tangga kenabian, dialah orang pertama yang masuk Islam dari golongan anak kecil. Sejak kecil Ali telah berada dalam didikan Rasulullah SAW, sebagaimana dikatakannya sendiri: "Nabi membesarkan aku dengan suapannya sendiri. Aku menyertai beliau kemanapun beliau pergi, seperti anak unta yang mengikuti induknya. Tiap hari aku dapatkan suatu hal baru dari karakternya yang mulia dan aku menerima serta mengikutinya sebagai suatu perintah". Kelahiran Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi a