Skip to main content

KERINDUAN YANG HALAL

Apakah ada kata yang salah dalam rindu?
Apakah salah jika seseorang tengah merindu?
Lalu apakah salah ketika kerinduan itu semakin besar setiap saat?
Apakah salah rasa itu muncul didalam hati?
Apakah salah dan salah?
Jika salah, beri aku alasan, karena itulah yang kurasakan sekarang. Aku merasakannya benar-benar amat menyebar keseluruh seluruh relung-relung napas dalam pergerakan hati dan pikiranku yang teramat dalam. Oh Rabbku..
Aku tak ingin tersiksa dengan rasa rindu
Aku juga tak mau mengeluh akan rindu...
Hanya saja Rabbku..
Aku lelah Jika rindu ini menggebu, dan menuai hasrat terlarangmu.
Ampuni aku Rabbku.
Aku akui tak ada yang patut disalahkan dengan rasa ini. Semua telah terjadi begitu saja. Semua berjalan apa adanya. Aku hanya bisa berandai untuk waktu terulang kembali. Aku akan pastikan bahwa aku tak ingin mengenalnya bahkan jika aku memang terlanjur ditakdirkan mengenalnya, maka aku tak membiarkannya mencipta memori-memori rindu di pikirannku. Tapi pada kenyataanya aku hanyalah manusia biasa aku tidak bisa mencegah apa yang terjadi. Semua telah terjadi. Semua telah terukir dalam rekaman video kehidupanku.
Aku mengenalnya, aku berteman,aku dekat dengannya, aku telah berbagi cerita kehidupan dengannya dan aku jatuh cinta. Lalu sekarang, satu-satunya yang patuh kesesali ialah ia telah meninggalkan kenangan-kenangan indah yang menyiksa aku akan rindu untuknya.
Tak terasa tiga tahun sudah aku tak pernah bertemu dengannya.
Dia seorang wanita sederhana, dia yang membantuku bekerja setiap saat. Dia ada disetiap aku butuhkan. Dia lebih memahami apa adanya tentang diri ini. Dia tahu segalanya pribadiku yang cemas dan amarah. Dia pahami aku yang tak cepat tertarik dengan sesuatu. Dia penyemangatku dikala aku sedang redup. Dia membuatku tersenyum disaat guratan kekesalan merona di wajahku. Dia sungguh teramat memang indah dalam segala hal. Dan bagiku ia nyaris sempurna dengan balutan pakaian muslimah yang ia kenakan setiap saat.
Dia bekerja sebagai asisten pribadiku di perusahaan. Dalam arti kata lain memang ialah tangan kananku yang setia. Dia selalu tahu apa yang aku butuhkan, bahkan mungkin sebelum aku berkata butuh, dia sudah tahu aku akan membutuhkannya nanti. Tapi kenyataanya sekarang  setiap saat ia mengangguku dengan kerinduan.
Ya kerinduan Teramat sangat, namun sayangnya tak berarti. Kerinduan yang tak pantas dihargai IllahiRabbi. Kerinduan yang semu yang tak nampak. Kerinduan tak yang halal dan hakiki.
“Aku minta maaf Rabbi. Izinkanlah kerinduan ini menjadi halal kali ini”Doaku setiap saat di negeri bunga sakura ini, dari tiga tahun yang lalu aku menginjakkan kaki hingga hari ini.
Dan sekarang aku memutuskan untuk kembali. Dan harapanku bisa menemuinya dan menghalalkan rindu ini. Bertahun-tahun dinegeri Kimono ini menahan diri, sekarang aku bertekad menjemputnya menjadi bidadari ku hingga akhir hayat nanti.
 Xxxx
“Permisi pak, kita sudah sampai”Bangunkan seseorang dan sejenak aku menyadarkan diri dari tidurku
 “Oh ya, terimakasih”Ucapku pada supir taksi yang membawaku sesaat dari bandara Aku keluar dengan kelelahan sedikit agak bugar, setelah sedikit beristirahat dalam perjalanan panjang.
“Ah.. akhirnya sampai juga”Legaku memandangi rumah lama yang tiga tahun aku tinggalkan.
Pemandangannya tetap sama seperti sebelum aku tinggalkan, tidak ada yang berubah. Pagar hijau dihiasi tanaman-tanaman pagar. Kaca jendela hitam. Dinding batu bata. Dan bau segar tanaman hias halamanku masih tetap terjaga rapi. Dan satu hal lagi yang tak pernah berubah yaitu tak ada sambutan hangat dari sanak keluarga, saudara ataupun seorang teman yang senang akan kembalinya aku perjalanan jauh. Tak ada siapapun. Tak ada yang menanti. Semuanya sepi. Hanya penjaga setiaku yang sepertinya masih menunggu didalam.
Bapak, ibu, kedua orang tuaku hidup dalam lingkungan yang jauh dengan kehidupanku. Mereka tinggal dengan adik-adik angkatku yang jauh di negara lain dan sanggup mengurusi semua kebutuhannnya diusia senja. Mereka berkata lebih baik tinggal dengan mereka yang beramai-ramai dari pada memilih denganku anak kandung satu-satunya yang hanya tinggal seorang diri dengan pak suryo, si penjaga rumah.
Aku akui, Aku memang selalu sendiri dan parahnya lagi aku akui juga, aku tak hentinya membetah dengan kata "membujang". Umurku jauh dikatakan matang untuk seorang yang harus siap berkeluarga. Tapi kenyataanya Aku masih betah hidup dengan kesendirian dan kesunyi-sunyian hingga saat ini.
Kehidupanku bertahun-tahun dinegeri seberang tak mengubah apapun tentangku. Aku masih saja sendiri.Tak ada satupun gadis sakura yang membuatku tertarik menambatkan hati.

 “No thing Wrong" Tak ada yang salah inilah takdir ilahi untukku"Gumamku setiap saat

Ku pejamkan mata, menerima semuanya. Dan kerinduan itu kembali lagi. Aku rindu sosok gadis muslimah itu. Aku rindu tangan kananku itu. Aku merasa walaupun aku hidup sendiri, tapi sebenarnya aku tak pernah merasakan kesendirian karenanya. Dan itu tiga tahun yang lalu sebelum aku berangkat ke negeri orang.

Dulu Diperusahaanku, aku menempatkannya diposisi sentral. Aku menjadikannya asisten pribadiku yang siap memenuhi semua yang kubutuhkan diperusahaan. Ia sangat cekatan, cerdas, lagi menyenangkan hati. Ia tahu saat dimana menyediakan kopi ketika aku mulai mengantuk. Dia tahu cara menanganiku yang bosan. Bahkan yang paling aku hargai dia selalu memberi wejangan semangatnya disaat aku putus asa. Aku ingat kata-kata terakhirnya sesaat ia belum pergi dari perusahaan.
“Allah memberikan cobaan, menurut kemampuan hambanya, ia tahu bahwa hambanya mampu, maka hambanya diberi jalan seperti ini”Ucapnya berpamit sesaat insiden itu terjadi.
“Ya insiden itu. Ya kejadian itu”Sesalku mengingat peristiwa itu.

Sesaat sebelum ia pergi. Berita tak sedap menghampiri kami berdua. Ia difitnah untuk merayuku agar ia bisa mencapai jabatan penting diperusahaan.

Mungkin benar aku yang salah. Aku begitu saja mengangkatnya menjadi asisten pribadi sesaat belum lama ia masuk dan magang diperusahaan. Dan mungkin inilah pula alasan karyawan lain iri padanya, karena mereka lebih dulu bekerja, tapi aku lebih memprioritaskan ia menjadi tangan kananku bukan salah satu dari mereka. Dan akhirnya fitnah itu terjadi hingga membuatnya mundur meninggalkanku.

Tapi bukan tanpa alasan aku memilihnya menjadi seorang yang bisa kupercaya. Aku melihat dari seluruh keperibadian yang ia miliki sebelum ia kuputuskan menjadi orang kepercayaanku. Bakatnya dalam berbahasa asing, Serta cekatannya mengerjakan laporan dan persentasinya ketika berbicara membuatku tak ragu menjadikannya Tangan kananku segera.

Dan benar pilihannku. Benar firasatku. Ia memang sangat hebat dalam menangani semua urusanku dalam bekerja.

lalu desas-desus itu mulai merebak kemana. Foto-foto buatan dan gosip kurang sedap beredar di seluruh kantor. Ia dituduh penjilat, perayu serta lebih parahnya ia difitnah menjual dirinya demi jabatan sebagai asistanku. Dan aku tak tau harus berkata apa-apa. Aku tak bisa menghentikannya. Karena aku juga bingung harus bagaimana. Di satu sisi aku kagum dengan semua hasil kinerjanya yang kompeten. Dan di sisi lain aku kagum dengan kemuslimahannya serta rasa yang berbeda aku rasakan bila didekatnya yang tak bisa aku ungkapkan hingga saat ini. Aku merasa kacau dan lebih mementingkan ego serta jabatanku dibanding kerinduan yang hingga hari ini aku elukan. Ingin segera berteriak Sesaat sebelum ia pergi, “Bersediakah engkau menjadi asisten di kehidupanku selamanya” atau dalam kata lain menjadi bidadariku yang halal. Tapi bodohya aku, semuanya terlambat. Mulutku langsung terkunci melihat pandangannnya yang kosong dan matanya memerah seperti sangat lelah dengan apa yang ia hadapi. Ia sepertinya sudah berkata “inilah akhirnya”
xxxx 
“Den Yogi, Air panasnya sudah siap”Beritahu pak suryo dari balik pintu kamar dan aku langsung bangun dari tempat tidur sesaat dari istirahatku sejenak
“Ya, pak, terimakasih”Sahutku lalu memperbaiki diriyang amat lusuh. Aku bergegas mengenakan pakaian mandiku dan rencananya sore ini setelah membersihkan diri dengan air hangat pak suryo. Aku ingin menikmati senja di pesisir pantai mengingat peristiwa hangat waktu itu.
 xxx 
Angin sepoi melambaikan nyiur-nyiur yang seperti menari. Warna merah bercampur kekuning-kuningan menghiasi torehan langit yang waktu itu menunjukan senja. Matahari setengah tenggelam dilautan lepas terlihat bersinar meredup dan amat memanjakan mata.
“Sore itu”Sebutku dalam hati dan membalikkan hayal pikiranku ke masa itu.
Aku ingat sore itu. Aku ingat sore yang terjadi itu. Aku ingat saat ia pertama kali menampakan senyum mempesonanya.
“SubhanAllah”Ungkapku memandinginya begitu dekat, karena itu pertama kalinya aku sangat dekat dengannya
“Benar sekali pak, SubhanAllah, indah ciptaan Allah, tak ada yang mampu menandinginya”Ucapnya memandangi matahari yang mulai menenggelamkan diri
“Ya, Indah ciptaan Allah, tapi sayangnya. hanya bisa memandanginya, andai bisa menyentuh dan menggenggamnya erat”Ucapku memandangi seseorang disampingku tersebut
“Maksud anda..?”Tanyanya padaku dan aku segera memalingkan pandanganku
 “Ah.. tidak, senja yang indah”Jawabkku singkat membisu
 “Oh. Aku Senang menatap senja, apa lagi senja di pesisir pantai. Senja yang selalu mengajarkan aku akan kerinduanku”Ungkapnya sendu
“Maksudnya, sekarang kau merindukan seseorang.”Tanyaku penasaran
“Ah tidak, bukan seseorang, tapi sang pencipta senja. Senja adalah keindahan yang tak tertandingi bagiku. Senja yang membuatku selalu tersenyum. Senja yang selalu membuatku mengagumi ciptaan sang maha pencipta. Disetiap langkahku Aku merindukannya, benar merindukan pertemuan dengan dengan penciptaku. Dialah yang maha agung, maha kuasa, maha indah, maha kuasa atas segala ciptaan, IllahiRabbi yang selalu kurindukan”
 “Kau sangat mencintai Rabbmu?”Tanyaku hangat
 “Ya sangat mencintai. Aku juga ingin mendapat cinta darinya melalui imam yang bisa mencintaiku karenanya”Ungkapnya semangat
 “Mak...sud...nyaa...?”Tanyaku terbata-bata
“Suami.. maksudku seorang suami?”Jawabnya mudah
“Suami.. apa kau.. sudah memiliki calon suami......”Tanyaku memaksa
“Hm.. belum”Jawabnya malu merunduk
“Syukurlah...”Ucapku dalam hati
“Menurut bapak, laki-laki yang seperti apa cocok  denganku?”Tanyanya lancar
 “Laki-laki.. itu.. laki..a...”Aku bingung harus menjawab apa, karena jujur lidahku tak mampu memainkan kata-kata apabila itu menyangkut tentang hati
“Apa mungkin Bapak”Tanyanya mengejutkannku. Dan aku membisu
“...”
 “..”
 “Sudahlah pak, jangan terlalu serius menanggapi pertanyaan konyolku, ayo pak ..”Ajaknya tersenyum tiba-tiba mencairkan kekakuanku.
 “Kemana...?”Tanyaku singkat
 “Bermain ombak. “Jawabnya manja
“Ah, iya kau saja”Perintahku dan ia meninggalkanku menari-menari dengan ombak yang bersahut-sahutan bersama karyawan lainnya yang saat itu bersamanya.
 “Hah.. kenapa lidahku kaku, ketika membahas itu”Kesalku lalu tersenyum berjalan perlahan-lahan memperhatikannya bahagia dengan ombak-ombak yang mendatangi dan menjauhinya.

 “hahhh!.....” Sekarang langit telah senja. Dan senjanya ditempat yang sama. Aku merasa kerinduanku sedikit terobati dengan senja yang nampak dihadapanku kini. Benar perkataannya senja bisa mengobati kerinduan. Dan kerinduanku itu tak lain kerinduanku akan dirinya

“Asalamu’alaikum bapak..”Salam seseorang
“Wa’alaikumsalam..”Jawabku menoleh lalu..
“ oh Allah...”Sebutku tak bersuara menoleh. Degub jantungku tiba-tiba kencang. Napasku terasa sesak. Dan Aliran darahku terasa deras bergemuruh.
“Anisa..”sebutku sejenak mencoba bernapas
“Ya, pak Yogi, bapak masih mengingatku, apa kabar pak, lama tak bertemu?”Sambutnya ramah dan itu mencairkan segala ketegangan yang kurasakan
“Alhamdulillah baik, bagaimana dengan nisa”Ungkapku senang karena kini kerinduanku semakin terobati. Aku akhirnya bertemu dengannya. Yah bertemu wanita yang ku rindukan sejak lama.
 “Alhamdulillah pak, semenjak hengkang dari kantor bapak. Aku mendapatkan sesuatu yang sangat aku harapkan”Jelasnya bahagia
“Oh.. ya, apa itu..?”Tanyaku tanpa basa-basi
“Itu..”Jawabnya tersenyum merunduk lalu
 “Umi..., Faizal, rindu Umi...”Sapa seseorang laki-laki berpakaian kaos putih, bercelana kain hitam dan sedikit berjanggut yang menghampirinya dengan seorang balita mungil nan lucu.
 “ Faizalku, buah hati umi..”Sambutnya manja lalu menggendong si kecil lucu tersebut.
“Umi.. buah..hati”sebutku dalam hati melihat tiga sosok dihadapanku kini.
“Apa kau sudah menikah Anisa?”Tanyaku memberanikan diri
“Alhamdulillah pak, ini suamiku Farhan, mas ini pak Yogi, bosku dulu”Jelasnya
“Senang bertemu dengan anda, saya Farhan Hamdani...”Ramahnya menyerahkan tangannnya untuk siap dijabat olehku
 “Ya, e.. saya Yogi, Yogi Prasetyo..”Jelasku singkat dan sedikit memaksakan senyuman
“Oh ya ini faizal hamdani, umurnya sebentar lagi  tiga tahun, salam kenal pak Yogi...”Jelas anisa lucu melambaikan tangan si kecil dipangkuannya.
“Salam kenal kenal juga faizal...”Salamku menyambutnya tersenyum.
“Kalian sudah menikah sejak tiga tahun lalu?”Tanyaku tak bersemangat
“Ya begitulah pak, semenjak aku keluar dari perusahaan, mas Farhan inilah yang berani langsung mengajukan diri menjadi imamku. Dan Alhamdulilah itu hikmah dibalik semua kejadian itu”
“Ah ya, aku turut menyesal atas kejadian itu nis, itu diluar dugaanku, dan maaf aku tak bisa menghentikannya. Mungkin sudah terlambat bagiku untuk minta maaf. Tapi aku rasa lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali untuk meminta maaf”Ungkapku lancar dan aku merasakan sedikit ketenangan dilubuk hati.
“Ah, sudahlah pak, kejadiannya itu sudah tiga tahun yang lalu, istriku juga tidak mengingatnya lagi, benarkan umi..?”
 “Ya, bi, aku tak akan mengingatnya lagi”Ungkap Anisa lemah seakan ragu. Dan aku rasa dia belum bisa melupakannya.
“Ah ya, untuk apa dibahas, itu semua masa lalu yang perlu dilupakan”Ungkapku tersenyum tenang.
“Kalian pulang dengan siapa, bagaimana kalau ku tawarkan tumpangan”Alihku
“Tidak usah repot-repot pak, Kami bawa motor”Jelas anisa
“Oh begitu baiklah. Ah ya, anggap saja aku teman lama, kalau kalian butuh sesuatu, hubungi saja aku, ini kartu namaku”Serahkanku memaksakan senyuman
“Terimakasih pak. Insyaallah, silahturahmi kita tak akan terputus”Ucap anisa ramah, dan aku senang mendengarnya
“Baiklah, kalau begitu sepertinya aku harus kembali, ada yang harus ku kerjakan”Alasanku segera karena kurasa Hatiku sudah mengisyarakatkan tak mampu Melihat orang yang kurindukan bersama dengan orang lain bahagia terlalu lama. Dan mulai sekarang lebih baik aku tak akan merindu. Bahkan mungkin terlarang merindu.
“Buru-buru sekali nih pak, apa tidak berniat dulu untuk menikmati pemandangan disini”Tawar Farhan
 “Bagiku mungkin sudah cukup. Mungkin lain kali saja, aku harus segera kembali, Asalamu’alaikum”pamitku
 “Wa’alaikum salam”Jawab mereka serentak dan aku segera pergi tersenyum melambaikan tangan pergi. Dan sepertinya aku telah berpisah dengan kisah yang telah berakhir sebelum kumulai.
Xxxx 
Tanganku menengadah kelangit. Air mataku menuai kepasrahan diri disepertiga malam. Aku memohon ampun dalam sujud dan istigfharku kini. Aku meminta keikhlasan hati serta kebaikan, serta mengadu dalam tahajudku.
“Ya Rabbku, aku hanya manusia lemah. Manusia yang tak punya apa-apa. Semuanya yang kau cipta adalah milikmu, Ya Allah, aku memohon petunjuk daripadaMu dengan ilmuMu dan aku memohon ketentuan daripadaMu dengan kekuasaanMu dan aku memohon daripadaMu akan limpah karuniaMu yang besar. Sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa sedangkan aku tidak berkuasa dan Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui dan Engkaulah Yang Maha Mengetahu segala perkara yang ghaib. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui bahawasanya ini adalah baik bagiku pada agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku takdirkanlah bagiku rasa ikhlas serta tawadhu dan seandainya Engkau mengetahui bahawa urusan ini mendatangkan keburukan bagiku pada agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku, maka jauhkanlah aku, daripadanya dan takdirkanlah kebaikan untukku dalam keadaan apapun kemudian ridhailah aku. Amin".Doaku menuai ketenangan

“Asalamu’alaikum yang akhi-ya ukhti”Sesuatu terdengar berdering, dan aku tahu itu dari mana yaitu nada dering hanphoneku
 “Asalamu’alaikum yang akhi-ya ukhti”Aku mendengarnya lagi, dan segera kuraih. Ku lihat jam dinding kamarku
. “Jam 3 pagi”sebutku
 “Siapa malam-malam begini, menghubungiku”Tanyaku dalam hati dan memastikan nomor yang muncul dilayar handphoneku
“0xxxxxxxxxxxxx”bacaku
“No siapa ini....?”tanyaku dan segera ku angkat
 “Asalamu’alaikum”Salamku langsung
 “Wa’alaikumsalam ini Yogi Prasetyo, Kami dari kepolisian pak”
“Polisi?”Sebutku bertanya
 “Ya, apa anda kenal Anisa Akbar dan Farhan Hamdani?”
“Anisa, Farhan...?”Sebutku makin bertanya
“Ya, dua orang tersebut mengalami peristiwa penjabretan ditengah jalan, dan menyebabkan mereka mengalami kecelakaan. Tidak ada identitas yang dapat kami bisa hubungi, karena semua tanda pengenal serta barang-barang berharga mereka sudah dibawa lari perlaku. Yang tersisa hanya kartu yang tergenggam oleh korban. Dan itu kartu nama anda. Apa anda kenal mereka berdua”
“Ya , saya mengenal mereka, bagaimana keadaan mereka, terutama anak mereka?”Tanyaku cemas
 “Kondisi mereka berdua cukup memprihatinkan, mereka berdua dalam keadaan kritis. sedangkan balita mereka, syukurlah tidak mengalami luka yang berat . Diduga pasti mereka jatuh dari kendaraan, kemudian tertabrak kendaraan yang melintas”
“Astagfirullahalazim, saya segera menuju kesana pak, bisa dikirimkan alamatnya”cemasku terburu-buru mengambil jaket dan kunci mobil
 “Ya tentu pak”
Xxxx 
Hujan gerimis turun dari langit sendu. Hari ini terasa siang, tapi nyatanya terasa serasa seperti malam. Langit nampak berkabut. Dan suasana dingin nampak terasa menyelimuti semua keadaan kelabu yang terjadi saat ini. Sesaat setelah aku ditelepon polisi dan tiba dirumah sakit. Inilah yang terjadi. Seharian aku berada diantara mereka yang sakit dan terkulai lemah. Perasaanku amat sangat sedih tak terkira tapi Aku tak bisa berkata apa-apa.. Inilah kehendak maha kuasa. Inilah takdir ilahi. Farhan yang kritis akhirnya pergi menghembuskan napas terakhir, Setelah hampir dua jam aku menemaninya. Sementara itu Anisa belum sadarkan diri hingga saat ini. Lalu sikecil buah hati mereka kini dalam gendonganku menyaksikan abinya menuju peristirahatan abadi
 “Oh Rabb, anak sekecil ini menjadi yatim”Ibaku menciumnya keningnya.
“Asalamu’alaikum yang akhi-ya ukhti”Hanphoneku kembali berdering dan tanpa berpikir aku mengangkatnya
 “Asalamu’alaikum”
 “Wa’alaikumsalam, kami dari pihak Rumah sakit pak, kami mau mengabarkan bahwa saudari Anisa sudah sadarkan diri”
“Alhamdulillah, Alhamdulillah, ya, ya, saya menuju kesana”Syukurku lalu bergegas.
Xxxx
Wanita yang kurindukan itu masih terbaring lemah. Ia nampak sangat lelah dan putus asa. Rona wajah yang cerah tak bisa ku pandangi lagi sesaat setelah ia tersadar. Matanya terlihat berkaca dan kosong seperti waktu itu. Ya Waktu itu ia meninggalkanku.
“Asalamu’alaikum Anisa”Salamku lembut
“Wa’alaikum salam pak yogi”jawabnya dan ia mencoba bangun
 “Ah, tidak usah, Anisa istirahatlah”Pintaku dan ia kembali merebahkan diri
“Maaf pak, saya tidak memakai kerudung, Rambut saya terlihat”Jelasnya dan aku mengerti. Aku segera memalingkan pandangan lalu mengambil kain, menutup auratnya yang hanya boleh terlihat untuk muhrimnya.
“Terima kasih pak”Ucapnya
“Sama-sama nisa”Balasku lembut
“Farhan...”Sebutku terhenti tak mampu meneruskan
 “.......”
“......”
 “Ini sudah kehendaknya, InsyaAllah Nisa mampu, karena Allah tentunya mengetahui aku mampu”Ungkapnya halus
“Nisa, Aku...”Sebutku sedih
 “Tidak apa-apa pak, tidak apa, InsyaAllah Nisa kuat”Ungkapnya dan Air matanya mulai mengalir deras
“Nisa, boleh aku meminta izin”
“Izin apa pak”Tanyanya menghapus Airmatanya
"Izin, membuka kerudungmu, setelah masa iddahmu berakhir”
“Maksud bapak?”
“Mungkin ini terlalu cepat bagimu, tapi bagiku ini  sudah begitu lama. Jujur aku sudah tiga tahun ini merindukanmu. Aku  merindukanmu dalam ketidak halalan. Dan sekarang aku memohon izin padamu menghalalkan kerinduan ini dengan membuka hijabmu setelah masa iddahmu berakhir. Izinkanlah aku mengobati setiap luka yang tergores dari waktu itu hingga saat ini. Izinkan aku menjadi abi yang baik untuk faizal, izinkan aku menjadi imam yang kau rindukan dalam tiap senja. Izinkan aku....”Ungkapku terhenti merunduk

"...."
"...."

suasana mendingin

“Pak yogi...”Sebutnya halus
“........”
“........”
“Maafkan aku, nisa, maafkan aku, tidak apa-apa jika engkau tidak mengizinkanku”ungkapku langsung yang bingung
“Beri saya waktu Nisa untuk beristikharah, InsyaAllah setelah masa iddahku berakhir, nisa akan memberi jawabannya”Jawabnya bijaksana
xxxx 
Matahari merunduk menampakan lelah. Setengah lingkaranya tengah tenggelam dibawah laut biru. Rona memerah ia biaskan pada langit untuk menampakan senja. Perlahan dan pasti ia akan mengakhiri hari ini.

Ya hari ini.
Hari dimana akan terjawab apakah rinduku berakhir halal atau terlupakan. Wanita yang kurindukan itu berkata bahwa ia akan menjawabnya disenja ini. Yah senja dimana rindu itu dimulai saat itu.
“Asalamu’alaikum pak Yogi”Salam seseorang dan aku amat mengenali Salam tersebut
 “Wa’alaikumsalam Nisa, Alhamdulillah, akhirnya Nisa datang”Jawabku ceria
“Tentu saja, tidak ada alasan Nisa untuk tidak datang. Bagi seorang muslim jika ia telah berjanji, maka wajib untuknya menepati”
“ya Kamu benar Anisa”Iyakanku dan aku tak sabar ia segera menjawab kerinduanku
“Nisa, sangat senang menjadi orang yang bapak rindukan, Nisa juga senang atas segala kebaikan bapak selama ini. Nisa telah mengistikharahkan semuanya. Dan sekarang Nisa telah mantap, untuk tak menyiksa bapak dengan kerinduan bapak yang tak halal..”

“Maksud Nisa..?.”Yakinkanku dengan kata-kata yang amat kudambakan

"Maksud Nisa,.....”Ungkapnya merunduk malu

“Nisa, mengizinkan bapak, menjadi abi untuk faizal, serta imam yang kurindukan selama ini dalam senja”Lanjutnya

“Apa benar itu nisa?"Tanyaku dengan mata berakhir

"hm..."Jawabnya diam merunduk

"Alhamdulilah, Alhamdulillah”Syukurku dan aku bersujud atas kerinduanku yang akan halal.

Comments

Popular posts from this blog

NABI IDRIS A.S

Idris ‘alaihissalam adalah salah satu di antara nabi-nabi Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dua kali dalam Alquran, namun tidak menceritakan kepada kita kisahnya atau kisah kaumnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ كَلٌّ مِّنَ الصَّابِرِينَ “Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Al Anbiya’: 85) وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا {56} وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا {57} “Dan ceritakanlah (wahai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Alquran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi.— Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam: 56-57) Menurut Al Hasan Al Bashri, maksud “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi,” adalah ke surga. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya ke langit yang keempat sebagaimana yan

Menemukan Sahabat Sejati Dalam Islam

Pepatah mengatakan "mencari satu orang teman lebih sulit daripada mencari 1000 orang musuh", bukankah memang benar adanya demikian, karena sudah tabiat manusia memiliki sifat individualis, egois dan is-is yang lainnya. Tapi jangan khawatir jika kita bisa mempraktekkan tips-tips berikut InsyaAlloh kita akan mempunya teman. Berikut Tips mencari sahabat sejati dalam pandangan islam:  Pertama,  Mencintai dan membenci karna Allah Subhanahu wa ta'ala. Dalam Islam, persahabatan bukan untuk meraih manfaat atau simbol status sosial. Tapi untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Rasul saw bersabda: “ 7 Golongan yang akan dinaungi oleh Allah dihari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Nya, salah satunya: Dua Orang yang mencintai karena Allah dan membenci karena Allah " (HR Bukhari-Muslim) Kedua,  saling menghormati dan menghargai. Jalinan persahabatan nggak selalu mulus. Terkadang ada perbedaan pendapat atau perbuatan yang menyinggung. S

Ali bin Abi Thalib r.a Biografi

Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang terkemuka di kalangan umat Islam sekaligus sepupu Nabi Muhammad yang menjadi khalifah (khulafaur rosyidin) setelah kekhalifhan Utsman bin Affan. Ali adalah sosok yang cerdas dan tampan. Ali lahir pada tahun kedua puluh sebelum kenabian, tumbuh berkembang dalam didikan rumah tangga kenabian, dialah orang pertama yang masuk Islam dari golongan anak kecil. Sejak kecil Ali telah berada dalam didikan Rasulullah SAW, sebagaimana dikatakannya sendiri: "Nabi membesarkan aku dengan suapannya sendiri. Aku menyertai beliau kemanapun beliau pergi, seperti anak unta yang mengikuti induknya. Tiap hari aku dapatkan suatu hal baru dari karakternya yang mulia dan aku menerima serta mengikutinya sebagai suatu perintah". Kelahiran Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi a