Dari deskripsi dan ilustrasi yang terdapat di dalam Al Quran, kita
dapat memperoleh suatu pemahaman umum seperti apa surga itu. Dalam ayat "Setiap
mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:
‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.'" (QS. Al Baqarah, 2: 25),
Allah menyatakan bahwa anugerah di surga secara fundamental akan sama dengan
yang ada di dunia. Sesuai dengan deskripsi pada ayat, "dan memasukkan mereka ke
dalam jannah yang telah diperkenankan-Nya kepada mereka" (QS. Muhammad, 47: 6),
kita dapat mencapai kesimpulan bahwa Allah akan membiarkan orang-orang beriman
tinggal di Surga dengan apa yang telah mereka kenal sebelumnya.Walau demikian, setiap keterangan yang dapat kita kumpulkan tentang
surga di dunia ini pastilah tidak memadai; ia hanya dapat memberikan isyarat
untuk mengira sebuah gambaran umum. "Perumpamaan jannah yang
dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai
dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang
tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi
peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring." (QS. Muhammad, 47:
15). Ayat ini menjelaskan bahwa surga adalah suatu tempat di luar imajinasi
kita. Di dalam jiwa manusia, ayat ini membangkitkan perasaan bahwa surga adalah
sebuah tempat dengan pemandangan yang tak terduga.
Di lain pihak, Allah menguraikan surga sebagai "suatu hiburan" atau
sebuah "pesta":
Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti. (QS. Ali Imran, 3: 198)
Dalam ayat ini, Allah memperkenalkan surga sebagai sebuah tempat
hiburan dan kesenangan. "Akhir" dari hidup ini, kesenangan karena lulus "ujian"
dan mencapai tempat terbaik untuk tinggal selamanya, sudah barang tentu membuat
orang-orang yang beriman bergembira. Perayaan ini akan sangat luar biasa:
perayaan yang tidak ada padanannya dengan pesta atau kegembiraan apa pun di
dunia ini. Jelaslah bahwa perayaan ini akan di luar kebiasaan dan ritual dari
semua pertunjukan, festival, karnaval atau pesta yang biasa ada di negeri-negeri
terdahulu maupun sekarang.
Di kehidupan yang abadi, fakta bahwa mereka yang beriman akan
menikmati berbagai jenis hiburan tanpa henti mengingatkan akan sebuah ciri lain
dari orang beriman di surga: tidak pernah merasa lelah. Di dalam Al Quran,
kondisi ini diungkapkan sebagai berikut dalam perkataan orang beriman: "Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal dari karunia-Nya;
di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu." (QS.
Faathir, 35: 35)
Tak diragukan, orang-orang yang beriman juga tidak akan mengalami
kelelahan mental di sana. Berlawanan dengan surga, di mana "mereka tidak merasa lelah di dalamnya" (QS. Al Hijr, 15:
48), manusia di dunia merasa lelah karena tubuhnya tidak diciptakan kuat. Ketika
seseorang merasa lelah, dia menjadi sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan
yang cermat. Karena kelelahan, persepsi seseorang berubah. Namun, kondisi
pikiran seperti itu tidak pernah ada di surga. Semua indra terus tajam menangkap
ciptaan Allah dengan kemampuan terbaik. Orang-orang yang beriman sama sekali
tidak merasakan perasaan lelah dan karenanya, mereka menikmati anugerah Allah
tanpa gangguan. Kesenangan dan kegembiraan yang dirasakan tidak berbatas dan
abadi.
Di lingkungan di mana kelelahan dan kebosanan tidak ada, Allah
memberi ganjaran orang-orang yang beriman dengan menciptakan "apa pun yang
mereka inginkan". Sudah tentu, Allah memberikan kabar gembira bahwa Dia akan
menciptakan lebih dari yang dapat dibayangkan atau diinginkan mereka: "Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada
sisi Kami ada tambahannya." (QS. Qaaf, 50: 35)
Hendaklah diingat bahwa salah satu anugerah surga yang terpenting
adalah bahwa "Allah memelihara mereka dari azab
neraka," (QS. Ad-Dukhaan, 44: 56) dan "mereka tidak
mendengar sedikit pun suara api neraka. " (QS. Al Anbiyaa', 21: 102)
Sebaliknya, kapan pun mereka mau, orang-orang yang beriman mendapat
kesempatan untuk melihat dan berbicara kepada penghuni neraka. Mereka pun merasa
berterima kasih atas anugerah ini:
Mereka berkata: "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut. Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang." (QS. At-Thuur: 26-28)
Surga diuraikan di dalam Al Quran sebagai berikut: "Dan apabila kamu melihat di sana, niscaya kamu akan melihat
berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar." (QS. Al Insaan, 76:
20) Di sini, mata mengecap dan menikmati pemandangan yang berbeda, kemegahan
yang berbeda. Setiap sudut dan tempat dihiasi dengan hiasan yang berharga.
Kemegahan seperti itu hanyalah untuk orang-orang beriman, yang dilimpahi Allah
kemurahan-Nya dan dihadiahkan Taman-Nya. "Dan Kami lenyapkan
segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa
bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan," (QS. Al Hijr, 15:
47) "mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah
dari padanya." (QS. Al Kahfi, 18: 108)
Comments
Post a Comment