Kemarin sore aku beserta adikku tercinta pergi menyegarkan pikiran, menuju wisata pantai yang terkenal di pulau kami yaitu pulau lombok. Pulau kami memang terkenal dengan berbagai pantai pasir putihnya yang rupawan, salah satunya pantainya yaitu pantai senggigi.
Pantai senggigi merupakan salah satu objek wisata pantai yang memang sudah terkenal dipulau kami. Pantai berpasir putih dengan ombak tenang serta berbagai pemandangan menarik bisa dijumpai di salah satu ciptaan Alloh yang maha kuasa ini.
Tetapi sejenak aku menyadari bahwa kemirisan akhlak berlangsung ditempat ini.
Pulau kami telah terkenal dengan julukan pulau seribu masjid. Alasannya tak lain karena dalam setiap deret perkampungan atau titik wilayah di pulau ini terdapat banyak masjid dibangun megah. Disamping itu alasannya juga itu tak dipungkiri memang umat muslim dipulau ini, ialah penghuni mayoritas. Tapi kenyataanya apa yang dipersaksikan sore itu memberikan aku pelajaran yang berarti.
Sore itu suasana keindahan pantai senggigi tak diragukan lagi. Pasir putih yang menghampar, serta laut biru tenangnya membuatku tak akan pernah lekang memuji ciptaan Rabbku yang maha indah atas kreasinya yang luar biasa. Tetapi kenyataan miris membuatku terdiam.
Sore itu aku melihat mereka para turis asing yang berpakaian ala kadarnya berjalan-jalan didepan seorang lelaki renta yang sangat sederhana tengah melaksanakan ibadah sholat. Dalam hatiku berkata
"Oh Rabb ini pulau seribu masjid, dan sekarang seorang hamba menghadapmu diatas alammu nan indah, namun disekitarnya orang-orang kafir yang mempertontonkan aurat berlihai-lihai seenaknya dihadapanku"
dan itu belum selesai
aku yang memakai pakaian muslimahku seakan menjadi pemandangan asing bagi mereka..
Sepanjang jalan mereka memandangku tak biasa, dan seakan aku makhluk aneh dari planet lain.
dan itu membuatku selalu tersenyum.
Dan kisah miris lainnya terpampang lagi di perjalanan pulangku. sebuah papan banner tinggi nan menjulang menggambarkan pakaian yang sangat tak pantas tersaji bebas dipulau islamiku . Papan itu mempertontonkan orang-orang kafir yang seenaknya mempertontonkan auratnya. Sementara itu seorang yang bergelar bapak haji dengan santai melewati papan banner tersebut.
Sungguh sakit rasanya hati ini, dipersaksikan hal tersebut.
Dan akhir kisah azan magrib berkumandang. Azan bergema disemua sudut perjalanan yang kulalui. Aku memandang mereka yang tengah sibuk mempersiapkan diri menghadap illahi, tetapi mirisnya didepan, dan disekitar mereka berdiri pula berbagai tempat maksiat yang merajalela.
Apa artinya pulau seribu masjid, jika tempat-tempat orang kafir berdiri bebas dilegalkan dan dijalankan oleh mereka yang mendulang keuntungan yang tak sebanding dengan goresan luka dosa yang terpampang jelas dihadapanku kini..???
Pantai senggigi merupakan salah satu objek wisata pantai yang memang sudah terkenal dipulau kami. Pantai berpasir putih dengan ombak tenang serta berbagai pemandangan menarik bisa dijumpai di salah satu ciptaan Alloh yang maha kuasa ini.
Tetapi sejenak aku menyadari bahwa kemirisan akhlak berlangsung ditempat ini.
Pulau kami telah terkenal dengan julukan pulau seribu masjid. Alasannya tak lain karena dalam setiap deret perkampungan atau titik wilayah di pulau ini terdapat banyak masjid dibangun megah. Disamping itu alasannya juga itu tak dipungkiri memang umat muslim dipulau ini, ialah penghuni mayoritas. Tapi kenyataanya apa yang dipersaksikan sore itu memberikan aku pelajaran yang berarti.
Sore itu suasana keindahan pantai senggigi tak diragukan lagi. Pasir putih yang menghampar, serta laut biru tenangnya membuatku tak akan pernah lekang memuji ciptaan Rabbku yang maha indah atas kreasinya yang luar biasa. Tetapi kenyataan miris membuatku terdiam.
Sore itu aku melihat mereka para turis asing yang berpakaian ala kadarnya berjalan-jalan didepan seorang lelaki renta yang sangat sederhana tengah melaksanakan ibadah sholat. Dalam hatiku berkata
"Oh Rabb ini pulau seribu masjid, dan sekarang seorang hamba menghadapmu diatas alammu nan indah, namun disekitarnya orang-orang kafir yang mempertontonkan aurat berlihai-lihai seenaknya dihadapanku"
dan itu belum selesai
aku yang memakai pakaian muslimahku seakan menjadi pemandangan asing bagi mereka..
Sepanjang jalan mereka memandangku tak biasa, dan seakan aku makhluk aneh dari planet lain.
dan itu membuatku selalu tersenyum.
Dan kisah miris lainnya terpampang lagi di perjalanan pulangku. sebuah papan banner tinggi nan menjulang menggambarkan pakaian yang sangat tak pantas tersaji bebas dipulau islamiku . Papan itu mempertontonkan orang-orang kafir yang seenaknya mempertontonkan auratnya. Sementara itu seorang yang bergelar bapak haji dengan santai melewati papan banner tersebut.
Sungguh sakit rasanya hati ini, dipersaksikan hal tersebut.
Dan akhir kisah azan magrib berkumandang. Azan bergema disemua sudut perjalanan yang kulalui. Aku memandang mereka yang tengah sibuk mempersiapkan diri menghadap illahi, tetapi mirisnya didepan, dan disekitar mereka berdiri pula berbagai tempat maksiat yang merajalela.
Apa artinya pulau seribu masjid, jika tempat-tempat orang kafir berdiri bebas dilegalkan dan dijalankan oleh mereka yang mendulang keuntungan yang tak sebanding dengan goresan luka dosa yang terpampang jelas dihadapanku kini..???
Comments
Post a Comment