Skip to main content

Tasbih Hati


Laut lepas begitu luas dipelupuk mata. Angin sepoi sejuk menyambut. Debur ombak bersahutan menderu dengan suaranya yang khas. Pasir putih yang terdiam dibasahi buih yang datang serta pergi terhampar luasnya.
MasyaAlloh begitu mempesona pandanganku.

Aku sangat menyukainya

Aku menyukai keindahan dihadapanku

Aku mengagumi Ciptaan illahi

Sungguh betapa menakjubkan dan Tak ada satu mahluk pun yang mampu menandingi ciptaannya

Bagiku yang hanya seorang hamba,  inilah tasbih hati untukku. Tasbih kekaguman untuk sang maha pencipta.  Disaat ketidakpastian atau kegundahan muncul menusuk relung-relung kalbuku. Maka bagiku inilah caraku mengobatinya. Inilah cara, seorang hamba untuk merenungkan kemegahan ciptaannya. Kemegahannya dalam bertasbih. Kemegahan, memuji kalam illahi, mengagumi kebesaran penciptaan Illahi.
Tasbih selalu untukmu wahai Rabbku, Rabbku yang Maha indah. Tasbih untuk kesyukuranku atas kelimpahan nikmat penciptaan alam yang begitu menakjubkan beserta isinya. 

Kilauan pantai nan biru, Pasir putih yang terhampar, Udara nan sejuk membuai, ombak yang menderu,  menunjukan kebesaran Rabbku seru sekalian alam.

 "SubbhanAllah Wallhamdulillah Wallahuakbar"Tasbihku terus terucap.

Kalimat-Kalimat itu adalah kalimat kebesaran penghatur keagungan yang akan selalu kugemakan. Kugemakan untuk rasa syukurku akan anugerahnya, kugemakan untuk melepaskan semua keresahanku. Yah melepaskan semuanya disini. Dan kali ini bukan saja melepaskan tetapi juga menghapuskan sebuah kisah sesaat yang tak sengaja mampir dalam kehidupanku.

Aku seorang Imam dari seorang istri dan tiga anak yang lucu-lucu. Aku bahagia dengan keluarga kecil dan sederhanaku. Keluarga dengan kefasihan alur agama serta rangkuman jannah yang teramat aku impikan sejak lama.

Tetapi batu sandungan itu muncul seketika.  Dan hampir saja membuatku terjatuh dan meruntuhkan pondasi-pondasi bangunan istana kecilku. Namun berkat pertolongan Allah akhirnya hikmah untuk hatiku dalam tasbih petunjuknya akhirnya dijabarkan padaku.

Istriku adalah orang yang sederhana. Ia jarang mengeluh dengan kehidupanku yang pas-pasan atau bahkan hampir dibilang kekurangan. Ia selalu berkata
"Alhamdulillah,bi" dan tersenyum sederhana untukuku. Sungguh Aku tidak menyesal mengenalnya lima tahun yang lalu dengan cepat melalui proses ta'aruf dan aku pikir tepat  telah menjadikannya makmumku segera. 

Tetapi sesaat sosok yang tak kusangka itu hadir.
Ia adalah sosok seorang gadis belia manis dan ceria. Namanya Farissa.  Awalnya aku hanya menganggapnya biasa-biasa mampir di jalur kehidupanku. Dan itu Dimulai hanya menjawab-menjawab pertanyaan sederhana yang ia kirim sederhana dalam inbox facebookku
"Ustad, boleh saya bertanya.."ketiknya saat itu
"Ya boleh"ketikku biasa
"Ust, bagaimana dengan poligami"
"Poligami hal yang diperbolehkan dalam islam, dan halal saja dilakukan, jika ia berlaku adil terhadap isteri-isterinya"Jawabku sederhana
"Oh.. begitu. kalau ada wanita yang bersedia poligami, namun isteri pertamanya tidak tahu bagaimana hukumnya ustad"
"Itu kezhaliman namanya, karena bagaimanapun dari awal ia menikah ia tidak memberikan keadilan untuk isteri-isterinya"
"Ya mengerti ustad, boleh kita bertemu ustad"Ajaknya dan aku  bingung menjawabnya
".........."
"Tidak boleh ya Ustad, Saya hanya ingin bertemu"Balasnya sebelum aku menjawab
"InsyaAllah Farisa, tapi sepertinya itu tak diperbolehkan, karena bertemu orang yang bukan muhrim hanya berdua itu hukumnya haram"
"Baiklah kalau begitu, tapi suatu saat nanti aku yakin bisa bertemu ustad"Ketiknya berakhir

xxxxx
Angin menyeru dibalik dinginnya hujan yang menderu. Aku menyapihkan diri sejenak untuk berteduh disebuah gubuk di pinggir pantai yang tengah dituruni rahmat Alloh yakni hujan. Air yang deras, turun dari langit sepertinya akan lama terhenti untuk turun sore ini. Dan ini sama ketika hujan turun waktu itu.

Waktu itu aku dalam kesendirian menanti kendaraan umum disebuah rumah pinggiran jalan tempatku berteduh dari hujan. Aku menanti dengan kesabaranku hampir dua jam untuk menunggu kendaraan umum yang terhenti, tapi sayangnya belum juga ada yang sudi untuk mampir. Sementara itu sekujur tubuhku yang kedinginan dan hampir basah kuyup terus kucoba saja kupaksakan bertahan menunggu. hingga akhirnya sebuah mobil sedan merah mengkilap menghampiriku.

"Asalamu'alaikum Ustadz Hilmi"Sapa seorang wanita berkerudung merah muda dibalik kaca mobil yang mulai terbuka
"Wa'alaikum salam"Teriaku memandangi memastikan siapa wanita itu ditengah hujan deras
"Ayo masuk pak Ustadz"Ajaknya dan aku hanya diam
"Ayo pak ustadz, Hari mulai gelap nih, Kendaraan  umum juga susah"Ajaknya kembali dan kupikir dia ada benarnya
"Ayo ustad"Ajaknya lagi mengangguk dan akhirnya aku mengiyakan dan masuk mobilnya
"Terimakasih"Ucapku menutup pintu mobilnya
"Sama-Sama pak ustadz, Oh ya perkenalkan saya Farissa"Jelasnya mulai menyetir
"Farissa"Kejutku memandanginya seketika
"Ya"Jawabnya tersenyum dan aku langsung memalingkan pandanganku
"Darimana Farissa tahu, saya disini?"Tanyaku sederhana
"Dari status bapak di facebook" Terjebak diantara rahmat Allah (hujan) di Pinggiran Jalan "Jawabnya sederhana
"Ah ya"jawabku malu dengan tulisan sederhanaku di akun jejaring sosial
"Maaf ya pak ustadz, kita bertemunya seperti ini, tapi aku senang akhirnya bisa bertemu pak ustadz yang ku kagumi"Jelasnya dengan gayanya yang ceria
"hm..Alhamdulilah,... sekali lagi Terimakasih Farissa.. Terimakasih banyak atas tumpangannya"Ucapku
"Ah.. pak ustadz biasa aja, ini kecil kok, apapun bersedia akan Farissa lakukan jika itu untuk pak ustadz"Ungkapnya bahagia tak terkira. Dan aku merasa geli dengan semua perkataanya.
"Oh ya pak Ustadz, ini......."Berinya padaku sebuah handuk merah muda
"Terimakasih Farissa"Ucapku menerimanya
"Pak ustadz setiap hari seperti ini ya, Sungguh indah perjuangan pak Ustad. Naik kendaraan umum pagi kemudian mengajar disekolah, lalu pulang lagi naik kendaraan umum, setelah itu menberi kajian dimasjid-masjid, lalu malamnya lagi berkumpul mengajarkan ilmu untuk keluarga dan malamnya bertahajud hingga subuh tiba, oh Indahnya.."Celotehnya dan seketika itu aku bingung dari mana ia tahu semua kegiatanku dengan sedetail itu
"Bahagia sekali isteri pak ustad, punya suami sholeh, dan membimbingnya dengan kasih sayang. Aku iri pak ustad.."Jelasnya tenang
"Farissa bisa saja, saya dan isteri membina rumah tangga atas dasar ibadah, yang insyaAllah bisa membawa tiket surganya nanti. oh ya, boleh tanya sesuatu"Penasaranku
"O.. tentu.. boleh.. tentu  pak ustad.. "Jawabnya yakin
"Bagaimana Farissa tau semua kegiatan saya"
"OH itu, m.. banyak deh, banyak cara, kan Farisa penggemar ustad, jadi sekedetail apapun tentang ustad, Farissa tau, Termasuk pak Ustad yang takut kecoa...ha..ha..."jelasnya ceria
"Ya.ya,,,"Jawabku bingung
"Pak Ustad, seandainya saya, nih, apa ya...ah malu..."Jelasnya membingungkan
"Seandainya apa Farissa..?"Tanyaku lembut
"Seandainya itu, ya Seandainya, isteri pak ustad itu ada dua boleh"
"InsyaAlloh, jika pak ustad mampu, tapi sepertinya......."
"Farisa mau jadi isteri pak ustad"Potongnya langsung
"Apa..."kejutku bingung
"Tenang saja, Farissa ikhlas, Farissa yakin juga pak ustad pasti bisa berlaku adil"
"Itu sebuah keputusan berat Farissa, tidak segampang itu, saya merasa belum mampu untuk melakukan tanggung jawab berat seperti itu. saya.."
"Farissa mengerti, Farissa akan tunggu sampai ustad mampu..."Potongnya tegas dan
"...."
"...."
Tak ada suara hingga perjalanan  berakhir hingga tujuan.


xxxx
Langit menampakkan cerahnya setelah rahmat Allah turun. Suasana sejuk terasa dan bau udara yang segar bergelimpangan pada tempat yang dikucuri sejuknya rahmat Allah yaitu hujan. Inilah bentuk kasih sayang Allah atas mahluk ciptaannya pada alam semesta. Kegelimpangan air kehidupan turun dari langit untuk keberlangsungan hidup para penghuni Alam semestanya.

Tak beberapa Langkahku yang sempat terhenti, kemudian ku lanjutkan kembali ketujuanku yaitu istana kecil sederhanaku. Istana tempat kesederhanaan kehidupanku yang sangat aku cintai sejak lama. Istana dimana kehidupanku penuh rahmat selalu berlangsung dengan syukur dan tangisan tahajudku. Istana mungil kecil dengan kebahagiaan surgaku. 
"Baiti Jannati".
"Tit..tit. titit."suara pesan dari handpone sederhanaku berdengung
"Asalamu'alaikum pak ustad, hari ini Farissa akan melangsungkan akad nikah.Mohon doanya ust. semoga diberkahi. Sekali lagi mohon maaf atas segala kesalahan yang telah Farissa lakukan dulu."bacaku 
"Alhamdulillah ya Allah, Alhamdulilah"Syukurku dalam hati dan air mataku sejenak menetes dari pelupuk mata.
 Bayangan lamunanku sejenak kembali ke masa lalu  itu.
Aku merenungkan setiap keberanian Farissa padaku waktu itu. Setelah ia mengantarkan aku kerumah. Aku tak menyangka sungguh banyak kebaikan yang ia torehkan padaku dan keluarga kecilku. Ia mendekati isteriku membantu pekerjaan rumah tangganya. Bercengkerama dengan buah hati kami, mengakrabkan diri layaknya keluarga. Dan anehnya tak ada kecurigaan isteriku padanya akan tingkah orang asing yang tiba-tiba masuk dikeluarga kami begitu saja. Mereka begitu akrab layaknya saudara wanita yang lama tak berjumpa dan saling merindu
Awalnya aku risih dengan apa yang ia lakukan. Ia tiba-tiba datang membawa makanan-makanan lezat, pakaian-pakaian indah, serta mainan-mainan menyenangkan untuk si kecil. Tanpa ragu ia mengucap celoteh-celoteh khasnya yang lucu untuk keluarga kecilku. Dan yang paling lucu, ia menyapu, mengepel, bahkan mencuci pakaian.
Dan itu tak dilakukannya sekali, tapi berkali-kali. Hingga akhirnya seketika aku yang tadinya tak terbiasa dengan kehadirannya, tiba-tiba merasa tak tenang jika ia tak ada ditengah-tengah kami. Aku akui ia memang menyenangkan, dan membawa warna baru dalam keluarga kecilku.
Namun sejenak ketimpangan menghampiriku. Aku ingat dengan perkataanya
"Farisda mau jadi isteri pak ustad""
"Farissa mengerti, farisa akan tunggu sampai ustad mampu..."
Pikiranku tak tenang jika dihadirkan dengan perkara ini. Dan sepertinya aku tak bisa menyembunyikannya lagi dari makmumku.
"Mi..."Sapaku lembut tengah malam
"Ya bi.."Jawabnya tenang 
"Umi senang, dikunjungi Farissa tiap hari?"Tanyaku lembut
"Senang bi, sangat senang, setiap hari umi merasa tidak kesepian"Senyumnya
"Alhamdulillah, mi, tapi abi takut terjadi fitnah"
"Fitnah apa maksud abi.."
"Farissa itu bukan muhrim abi, dan abi merasa tidak baik"
"Umi faham bi, itu terserah keputusan abi bagaimana baiknya. Umi hanya merasa farissa itu bagai saudara. Abi tahu kan umi tak punya saudara perempuan"
"Ya, Abi mengerti, ada yang abi ingin sampaikan mi sebelumnya"
"Apa itu bi.."
"Sudah prinsip Abi, untuk menjalankan rumah tangga untuk ibadah, dan itu semua harus diawali dengan kejujuran. Untuk itu abi ingin jujur pada Umi. Farissa itu sebenarnya ingin........mengajukan diri menjadi isteri abi"
"Isteri..."Sebutnya tersenyum tak percaya
"Ah abi becanda..."lanjutnya
"Abi ndak becanda mi, abi serius, apa umi tidak merasa aneh seorang wanita asing tiba-tiba mengakrabkan diri dengan keluarga kecil kita tanpa suatu tujuan tertentu"seriusku dan ia mulai memandangku lain
"Hm.. tidak mungkin bi, farissa anak baik, umi tidak percaya"Seriusnya tak percaya
"Itu benar, Farissa baik mi, tapi Abi tak bisa menerima"
"............."
".............."
Suasana sejenak mendingin
"Sepertinya umi butuh sendiri bi..."Gumaman itu terlontar sejenak dengan pandangan matanya yang berkaca-kaca. Aku tahu jika ia meminta sendiri maka ia sedang merasa tidak senang dan kuputuskan meninggalkannya.

xxxx

Hari ini kedua mempelai itu tersenyum dibalik kehalalan hakiki keindahan pernikahan. Balutan riang busana yang begitu merona indah dibalut istana kecil pelaminan yang sungguh amat mengagumkan setiap pasang mata yang menyaksikan dua sejoli sedang tersenyum, dihari kebahagiaanya yang sedang berlangsung. Aku sangat senang menyaksikan pemandangan dihadapanku kini. Aku sangat bahagia akhirnya Tasbih hati yang ku gumamkan setiap saat akhirnya berakhir dengan kesejukan ini.
"Barakallahu laka wa Baroka Alaika Wa Jama'a Bainakuma Fii Khaiir"Ungkapku bersama isteri
"Terimakasih Ustadz, Farissa merasa bahagia sekali akhirnya ustadz Hilmi sekeluarga bisa menghadiri resepsi pernikahan Farisa yang sederhana ini"ungkapnya merunduk
"Tentu saja Farissa, kami harus bisa menghadari walimah saudari kami"Ungkap isteriku dan sejenak mereka saling memandang dengan mata berkaca lalu berpelukan seperti layaknya dua saudari perempuan yang telah dipersaksikkan kebahagian nurani hati yang sebenarnya.
Pandanganku lalu teralih kepada imamnya yang tersenyum melihat kehangatan isteriku dan siceria yang mengalirkan airmata keharuanya. 
Dan sesaat bayanganku melayang ke kenangan terakhir yang terjadi, sebelum ia menghilang lalu mengabarkan pernikahannya yang berlangsung hari ini kepada kami.

Saat itu bukit hijau itu menjadi persaksianku antara dia dan isteriku. Kami berbantah-bantahan satu dengan yang lain tentang sebuah pernikahan sunah nabi yang sangat pelik. Hingga akhirnya jawaban ini muncul atas semua tasbihku yang ku gumamkan setiap waktu
"Asalamu'alaikum"Sapa dua wanita yang membuatku terkejut seketika. Mereka berdua tak lain Farissa dan isteriku.
"Wa'alaikumsalam"jawabku menghela napas panjang
"Umi, Farissa, kalian datang bersama"Ungkapku bertanya
"Ya, bi, Umi sudah memutuskan semuanya dengan farissa"jelasnya memandangiku dengan mata berkaca-kaca
"memutuskan apa mi.."Tanyaku langsung
"Umi dan farissa ikhlas"Jelasnya singkat dan sejenak ungkapan itu memberikan torehan kebingunganku.
"Umi siap jika abi ingin mempersunting Farissa menjadi makmum abi yang kedua"jelasnya lagi
"Didalam islam telah dijelaskan, bahwa seorang laki-laki boleh memperisteri lebih dari satu orang wanita. Dan jika ini tujuannya ibadah umi ikhlas"Lanjutnya
"Apa maksud umi, apa umi sadar dengan perkataan umi. memang islam tidak melarang seorang laki-laki beristeri lebih dari satu. Tapi ingat umi, itu bagi laki-laki yang bisa berlaku adil. Sekarang apakah umi yakin, Abi bisa berlaku adil terhadap kalian berdua"
"Umi mengerti bi, dan umi yakin abi bisa berbuat adil, mengingat Abi mempunyai pondasi akhlak agama yang sangat baik"
"Mi.."Sebutku memandanginya berkaca
"Ustadz Hilmi ini ibadah, bukankah ustadz sendiri yang berkata bahwa ustad membangun rumah tangga atas dasar ibadah"Ungkap Farissa dan aku sejenak menhela napas memejamkan mata.
"Ya kau benar Farissa, menikah adalah ibadah, tapi ketahuilah aku ibarat nahkoda disebuah bahtera dilautan lepas yang sudah membawa penumpang-penumpangku dengan aman. Dan sejenak kemudian berlabuh disebuah pulau yang indah yang dimana didalamnya ada kamu sebagai penghuninya. Kamu seseorang yang memberi warna baru dan kesejukan berbeda ditengah-tengah kami dalam bahtera kami yang sedang berlayar begitu lama. Dan kemudian setelah singgah sejenak dipulaumu, aku berniat pergi dan berlayar kembali melanjutkan pelayaranku.Tetapi sejenak kamu menghentikanku dan  menawarkan diri ikut  berlayar bersama kami. Aku sebagai nahkoda begitu bingung, apakah yang harus kulakukan, karena jujur penumpangku sudah penuh didalam bahteraku. Jika ditambah satu lagi maka aku takut bahteraku akan tenggelam. Aku takut tak mampu menyeimbangkan bahteraku untuk tetap terapung dilautan lepas. Kau mengerti maksudku Farissa"Jelaku tersenyum tenang
"Ya aku paham ustadz, tapi aku yakin bahteramu tak akan tenggelam, karena aku akan memperluas dan memperkokoh bahteramu untuk tak tenggelam"
"Tapi apa kau yakin aku bisa terus menyeimbangkannya walaupun telah kau perluas dan perkokoh bahtera tersebut. Aku manusia farissa, aku merasa belum sanggup menambahkan satu penumpang lagi didalam bahteraku. Dan Apa kau tak melirik kekiri atau kekananmu, melihat bahtera lain yang mungkin butuh penumpang"
"Aku tidak peduli dengan bahtera lain ust, karena aku yakin dengan bahteraku yang kupilih saat ini"Yakinkannya dan aku kembali menghela napas memejamkan mata merundukkan kepala dan sejenak kutegakkan kembali seperti semula
"Umi, Farissa.."Sebutku menghela
"semua kehendak Allah, lebih baik semua kita istikharahkan bersama apa yang terbaik atas semua ini. ketahuilah Allah maha mengetahui yang terbaik atas semua ini. Mari kita kembalikan urusan ini kepada Allah"Lanjutku sederhana dan kedua wanita dihadapanku mengangguk
"Jika allah membuat urusan ini baik untuk agama, keluarga dunia dan akherat kita, InsyaAllah ada jalan terbaik, lebih baik sekarang Farissa pulang dulu, Istiharahkan Farissa"perintahku lembut
"hm..ya pak ustadz"Jawabnya singkat lalu berlalu melangkah pergi memandangiku berdua
Dan Semenjak saat itu aku tak pernah melihat keberadaannya lagi. Ia bagai ditelan bumi.  Ia menghilang tanpa jejak. Tak ada berita atau kabar darinya. Hingga akhirnya hari ini terjadi.
Sepertinya ia mendapat petunjuk dari rabbku, Atas tasbih hati yang kugumamkan demi kebaikan urusanku atas agama, keluarga, dunia dan akhirat kelak.

Comments

Popular posts from this blog

NABI IDRIS A.S

Idris ‘alaihissalam adalah salah satu di antara nabi-nabi Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dua kali dalam Alquran, namun tidak menceritakan kepada kita kisahnya atau kisah kaumnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ كَلٌّ مِّنَ الصَّابِرِينَ “Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Al Anbiya’: 85) وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا {56} وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا {57} “Dan ceritakanlah (wahai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Alquran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi.— Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam: 56-57) Menurut Al Hasan Al Bashri, maksud “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi,” adalah ke surga. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya ke langit yang keempat sebagaimana yan

Menemukan Sahabat Sejati Dalam Islam

Pepatah mengatakan "mencari satu orang teman lebih sulit daripada mencari 1000 orang musuh", bukankah memang benar adanya demikian, karena sudah tabiat manusia memiliki sifat individualis, egois dan is-is yang lainnya. Tapi jangan khawatir jika kita bisa mempraktekkan tips-tips berikut InsyaAlloh kita akan mempunya teman. Berikut Tips mencari sahabat sejati dalam pandangan islam:  Pertama,  Mencintai dan membenci karna Allah Subhanahu wa ta'ala. Dalam Islam, persahabatan bukan untuk meraih manfaat atau simbol status sosial. Tapi untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Rasul saw bersabda: “ 7 Golongan yang akan dinaungi oleh Allah dihari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Nya, salah satunya: Dua Orang yang mencintai karena Allah dan membenci karena Allah " (HR Bukhari-Muslim) Kedua,  saling menghormati dan menghargai. Jalinan persahabatan nggak selalu mulus. Terkadang ada perbedaan pendapat atau perbuatan yang menyinggung. S

Ali bin Abi Thalib r.a Biografi

Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang terkemuka di kalangan umat Islam sekaligus sepupu Nabi Muhammad yang menjadi khalifah (khulafaur rosyidin) setelah kekhalifhan Utsman bin Affan. Ali adalah sosok yang cerdas dan tampan. Ali lahir pada tahun kedua puluh sebelum kenabian, tumbuh berkembang dalam didikan rumah tangga kenabian, dialah orang pertama yang masuk Islam dari golongan anak kecil. Sejak kecil Ali telah berada dalam didikan Rasulullah SAW, sebagaimana dikatakannya sendiri: "Nabi membesarkan aku dengan suapannya sendiri. Aku menyertai beliau kemanapun beliau pergi, seperti anak unta yang mengikuti induknya. Tiap hari aku dapatkan suatu hal baru dari karakternya yang mulia dan aku menerima serta mengikutinya sebagai suatu perintah". Kelahiran Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi a